- Tutup TC Kafilah Bengkalis Peserta MTQ ke-42 Tingkat Provinsi Riau, Bupati Minta Kafilah Tetap Rutin Berlatih
- Meriahkan Pesta Demokrasi, Bupati Kasmarni Ajak Masyarakat Ke TPS
- Gelar Gemar Siak Berzakat, Baznas Kabupaten Siak Berhasil Kumpulkan Rp 689.77 Juta
- Panglima TNI Terima Laporan Korps Kenaikan Pangkat 29 Perwira Tinggi TNI
- Peduli Sesama, TNI di Rokan Hulu Riau Bagi-Bagi Takjil Berbuka Puasa
- Bupati Bengkalis Serahkan LKPD Unaudited Tahun 2023 ke BPK RI Riau
- Safari Ramadhan, Bupati Rohil Salurkan Bantuan Operasional Masjid Mujahidin Sungai Nyamuk
- Ikhtiar Berzakat Terus Disosialisasikan, Bupati Alfedri Pimpin Gemar Siak Berzakat
- Panglima TNI Hadiri Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Operasi Ketupat 2024
- TP PKK Kabupaten Siak dan BRK Syariah Salurkan 120 paket Sembako
- Ketua Umum Dharma Pertiwi Hadiri Pembukaan Jala Craft 2024
- Penuh Berkah, Pj Gubri dan Bupati Kasmarni Safari Ramadhan di Kecamatan Pinggir
- Soal Video Viral Mirip Sekda, Diskominfotiks Rohil Lakukan Koordinasi Dengan Kementrian Kominfo RI
- PM Jepang Lantik Tiga Perwira Remaja TNI Lulusan NDA
- Kisah Perjalanan-Spiritual Para Tokoh: Edisi Muslimah Muallaf Asal Filipina
- Polbeng Kembali Kirim Mahasiswa Kuliah di Jerman
- Panglima TNI Rotasi dan Mutasi 52 Perwira Tinggi TNI
- Sempena Safari Ramadhan 1445 H, PD Muhammadiyah Siak Kukuhkan Pengurus PCM Kandis
- Pimpin Bujang Kampung, Wabup Husni Merza Ingatkan Para Camat Pantau Harga Sembako di Pasaran
- Mantapkan Kualitas Jelang MTQ Riau, Kesra Bengkalis Lakukan Pembinaan Terpusat
Dokter Peringatkan Bahaya Membersihkan Bagian Dalam Kuping
Pixabay
PADANG - Anda suka membersihkan telinga menggunakan cotton bud? Waspadalah. Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok-Bedah Kepala dan Leher (Perhati-KL) Indonesia, Yan Edwar menyatakan kapas bergagang atau yang biasa disebut "cotton bud", bukan untuk membersihkan telinga.
"Ketika menggunakan kapas, maka kotoran telinga akan terdorong lebih dalam, bukannya membersihkan," katanya pada jumpa pers bersama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial mengenai edukasi kesehatan, saat di Padang.
Ia menyebutkan 90 persen tubuh manusia normal memiliki mekanisme membersihkan diri sendiri sehingga pembersihan tidak perlu dilakukan. Kulit yang melapisi saluran telinga juga berbeda dari kulit bagian tubuh lain karena ada gerakan aktif pada kotoran telinga dari luar serta ke dalam dan ke luar untuk menghilangkan kotoran atau debu.
"Jika didorong dengan kapas maka dapat menyebabkan infeksi dan gangguan pendengaran," sebutnya.
Namun, lanjutnya saat ini masyarakat banyak menggunakan kapas sebagai pembersih telinga bahkan ada yang lebih ekstrem yakni menggunakan lilin yang dibakar lalu ujungnya dikorekkan ke telinga. "Metode itu sangat tidak disarankan dan lebih memperbesar peluang untuk terjadinya infeksi," jelasnya.
Jenis kotoran telinga manusia ada yang kering dan basah namun, telinga tetap memiliki kemampuan sendiri untuk membersihkannya, terangnya.
"Kalau mau membesihkan, ya, di sekitar luar saja untuk menjaga penampilan tetap bersih," sebutnya.
Ia berpendapat di Sumatera Barat masih banyak warga masyarakat yang menggunakan kapas untuk membersihkan telinga, sementara fasilitas kesehatan telinga pun masih minim.(ROL)