- Gelar Gemar Siak Berzakat, Baznas Kabupaten Siak Berhasil Kumpulkan Rp 689.77 Juta
- Panglima TNI Terima Laporan Korps Kenaikan Pangkat 29 Perwira Tinggi TNI
- Peduli Sesama, TNI di Rokan Hulu Riau Bagi-Bagi Takjil Berbuka Puasa
- Bupati Bengkalis Serahkan LKPD Unaudited Tahun 2023 ke BPK RI Riau
- Safari Ramadhan, Bupati Rohil Salurkan Bantuan Operasional Masjid Mujahidin Sungai Nyamuk
- Ikhtiar Berzakat Terus Disosialisasikan, Bupati Alfedri Pimpin Gemar Siak Berzakat
- Panglima TNI Hadiri Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Operasi Ketupat 2024
- TP PKK Kabupaten Siak dan BRK Syariah Salurkan 120 paket Sembako
- Ketua Umum Dharma Pertiwi Hadiri Pembukaan Jala Craft 2024
- Penuh Berkah, Pj Gubri dan Bupati Kasmarni Safari Ramadhan di Kecamatan Pinggir
- Soal Video Viral Mirip Sekda, Diskominfotiks Rohil Lakukan Koordinasi Dengan Kementrian Kominfo RI
- PM Jepang Lantik Tiga Perwira Remaja TNI Lulusan NDA
- Kisah Perjalanan-Spiritual Para Tokoh: Edisi Muslimah Muallaf Asal Filipina
- Polbeng Kembali Kirim Mahasiswa Kuliah di Jerman
- Panglima TNI Rotasi dan Mutasi 52 Perwira Tinggi TNI
- Sempena Safari Ramadhan 1445 H, PD Muhammadiyah Siak Kukuhkan Pengurus PCM Kandis
- Pimpin Bujang Kampung, Wabup Husni Merza Ingatkan Para Camat Pantau Harga Sembako di Pasaran
- Mantapkan Kualitas Jelang MTQ Riau, Kesra Bengkalis Lakukan Pembinaan Terpusat
- Safari Ramadhan di Selat Guntung, Bupati Siak Peringati Hari Lahir IPHI Kabupaten Siak
- Safari Ramadhan, Bupati Rohil Serahkan Bantuan Operasional 3 Rumah Ibadah dan Klaim BPJS
Pemko Tak Tegas, Pasar Tradisional Menanti Ajal
PEKANBARU, kabarmelayu.com - Walikota Pekanbaru dinilai tak serius dalam menertibkan keberadaan pasar ilegal dan pasar kaget yang kian marak di Pekanbaru. Bahkan Pemko Pekanbaruseperti membiarkan para pedagang di pasar tradisional mati secara perlahan.
Ketua I Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesi (APPSI) Kota Pekanbaru, Indra Yudha, Kamis (16/1) menyampaikan, kian sepinya kondisi pasar-pasar tradisional di Pekanbaru belakangan ini disebabkan semakin banyaknya pasar-pasar kaget. Disayangkan, Pemko Pekanbaru seperti tak peduli dengan nasib pasar tradisional yang kian terpuruk. Bahkan, DPRD Kota Pekanbaru pun tak bisa berbuat banyak.
Saat ini pasar tradisional yang telah dimoderenkan oleh Pemko, kehilangan fungsi sebagai tempat jual beli. Kehadiran pasar kaget yang dekat dengan pemukiman masyarakat, otomatis menjadi pilihan warga untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari.
"Kita sangat berharap Pemko Pekanbaru dan pemegang kebijakan serius untuk menertibkan pasar kaget dan mengembalikan fungsi pasar tradisional sebagai tempat jual beli masyarakat. Matinya pasar tradisional ini terjadi di semua pasar yang ada di Pekanbaru," kata Indra.
Anehnya, kondisi seperti ini hanya terjadi di Kota Pekanbaru saja. Berbeda dengan daerah-daerah lain yang tak ada pasar kaget, minat warga mengunjungi pasar-pasar tradisional tetap ramai seperti biasa.
APPSI Pekanbaru menyadari bahwa pedagang pasar kaget umumnya juga merupakan pedagang dari pasar-pasar tradisional. Mereka mau tak mau harus jemput bola dengan membawa dagangan ke pasar kaget, karena warga yang memang ingin dekat, praktis dan tak repot.
Pada dasarnya, pasar kaget tidak memberikan kontribusi apapun bagi pemerintah, seperti pungutan retribusi dan sebagainya. "Justru yang diuntungkan adalah oknum-oknum pengelolanya. Sementara pasar tradisional yang jelas-jelas berkontribusi seperti sengaja dimatikan. Ini tentu menjadi tanda tanya bagi kita, ada apa dengan Pemko dan Walikota," tambah Indra lagi.
APPSI Pekanbaru mewakili para pedagang sebenarnya telah beberapa kali mengadukan masalah ini DPRD Pekanbaru. Bahkan setelah beberapa kali hearing, hingga detik ini tetap tak ada solusi jelas. Nasib pasar tradisional semakin menyedihkan. para pedagang menunggu ajal.
Pernah ada anggota DPD RI yang melakukan kunjungan dinas ke pasar tradisional, etapi hanya mendengarkan keluhan pedagang saja. Hingga saat ini juga tak pernah ada solusi.
Sebut saja Pasar Sail di Jalan Hangtuah, merupakan salah satu pasar tradisional di Pekanbaru yang kondisinya cukup menyedihkan. Saat ini lebih dari 60 persen kios dan los ditinggal oleh pedagang. Seperti 25 los untuk pedagang ikan dan daging, saat ini yang terisi hanya 6 saja. Selebihnya sudah ditinggal pedagang.
Lebih miris lagi dengan keadaan pasar Rumbai, di mana pada lantai dua saat ini telah kosong tak ada aktifitas jual beli.(Andi)