- Rapat Paripurna DPRD Riau Batal Digelar
- Plh Sekdaprov Riau Hadiri Rakor PPKM Mikro dan Posko Covid-19 Tingkat Desa Kelurahan Secara Virtual
- Ikut Programkan Ketahanan Pangan, Riau Siapkan 30.000 hektar lahan
- Besok Pemprov Riau Laksanakan Vaksinasi Massal Tahap Dua
- Jalan Menuju Kebaikan, Semakin Dekat Dan Mudah Dengan QRIS
- Politikus PKS Kritik Logika Jokowi Izinkan Investasi Miras
- Percepat Pembangunan Infrastruktur, Masyarakat Industri Tenayan Laksanakan Goro di Jalan Tenayan Ujung
- Ini Pesan Plh Sekdaprov Riau dalam HUT Pertama DMDI Riau
- Corona RI 27 Februari: Positif 6.208 Kasus, 7.382 Sembuh, Meninggal 195
- Usai Dilantik, Wako Dumai Terpilih Siap Pulihkan Ekonomi Di Tengah Pandemi Covid-19
- Operasi Bibir Sumbing dan Celah Langit Gratis, Warga Riau Silakan Mendaftar
- 1 Maret Vaksinasi Covid-19 Tahap Dua di Riau akan Dimulai
- India Selamatkan 81 Rohingya Terombang-ambing di Laut Andaman
- Kemenkes Ungkap 3 Syarat Buka Sekolah Tatap Muka Juli 2021
- Ketua TP PKK Riau Lantik Ketua TP PKK Dumai, Bengkalis, dan Meranti
- Gubri Ingatkan Tiga Kepala Daerah Dilantik Wujudkan Janji-Janji Di Masa Kampanye
- Update Corona: Kasus Positif COVID-19 Bertambah 8.232, Jabar Masih yang Tertinggi per 26 Februari 2021
- Tindaklanjut Laporan Warga Kelurahan Air Hitam ke DPMPTSP Pekanbaru Belum Jelas
- Syukuri Nikmat Dengan Berzakat
- Gubri Ajak Kepala Daerah yang Baru Dilantik Percepat Penanganan Covid-19
Ini Tahapan dan Biaya yang Dikeluarkan untuk Tes Virus Corona
(Liputan6.com/Herman Zakharia)
JAKARTA - Jumlah pasien positif virus corona (COVID-19) di Indonesia terus bertambah setiap hari. di Indonesia hingga Rabu, 18 Maret 2020.
Jumlah pasien positif ini diprediksi akan semakin meningkat. Angka kematian akibat corona di tanah air terbilang tinggi, mencapai 19 pasien hingga Rabu kemarin.
Hal itu membuat saya, pewarta yang bertugas di Istana Kepresidenan khawatir setelah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dinyatakan positif virus corona. Pasalnya, saya sempat berinteraksi dengan Budi Karya di Istana dalam dua pekan terkahir.
Saya pun masuk dalam kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP) karena pernah berinteraksi dengan pasien positif Covid-19. Tak mau ambil risiko, saya berinisiatif memeriksakan diri ke Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta Utara, Senin 16 Maret 2020.
Setibanya di sana, ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh orang yang masuk kategori ODP virus corona, antara lain:
1. Tahap Screening
Petugas berjaga di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Kamis (5/3/2020). Satu WNA terindikasi virus corona diizinkan pulang setelah hasil pemeriksaan, WNA itu negatif corona. (merdeka.com/Imam Buhori)
Bagi pasien yang ingin tes corona biasanya langsung diarahkan ke Pos Pemantauan COVID-19. Letaknya, berada di luar gedung RSPI Sulianti Saroso.
Di tahap pertama ini, saya diminta untuk mengisi formulir soal gejala corona yang dialami, riwayat perjalanan ke luar negeri dalam dua pekan terakhir, riwayat kontak dengan pasien positif, dan lain-lain. Kebetulan, saat itu saya mengalami batuk dan pilek.
Setelah menyerahkan formulir itu, petugas kesehatan akan bertanya-tanya terkait keluhan. Pasien tanpa gejala dan tidak pernah berkontak dengan pasien positif maka dinyatakan sehat dan diminta untuk pulang ke rumah.
Sementara apabila memiliki gejala seperti batuk dan pilek namun tidak pernah berkontak dengan pasien positif, maka petugas kesehatan akan menyarankan agar berobat ke dokter umum.
Saya sempat diminta untuk pulang dan mengisolasi diri selama 14 hari karena gejala yang dialami hanya batuk dan pilek. Namun, saya bersikeras meminta untuk diperiksa kesehatan dengan alasan kantor meminta surat kesehatan. Saya pun diarahkan untuk Medical Check Up (MCU).
Meski begitu, hampir semua orang yang datang ke Pos Pemantauan di RSPI Sulianti Saroso diarahkan untuk MCU. Baik dengan gejala ringan, sedang, ataupun tak bergejala namun perlu surat sehat.
2. Tahap Medical Check Up
Melakukan medical check-up untuk mendeteksi Penyakit Tidak Menular (PTM) masih sering diabaikan oleh banyak orang.
Saya mengikuti beberapa tes MCU yakni, pemeriksaan fisik, berat dan tinggi badan, ukur tensi, tes darah, dan rontgen paru. Yang perlu ditekankan, tes MCU bukan tes virus corona. Sebab, hasil tes MCU tidak bisa menunjukkan apakah saya positif dan negatif corona.
Tes MCU hanya bisa melihat gejala klinis yang dialami berdasarkan hasil rontgen paru. Jika tes MCU menunjukkan ada gejala klinis, maka dokter akan merujuk agar pasien dilakukan tes corona.
Artinya, apabila saat MCU dalam keadaan sehat dan tidak menunjukkan gejala corona, maka tidak akan di tes swab atau usap lendir. Padahal, untuk mengetahui seseorang positif dan negatif corona caranya yakni dengan melakukan tes swab
Saya pun tidak menjalani tes swab meski ada gejala batuk dan pilek serta berkontak dengan pasien positif. Bahkan, sekitar 20 wartawan Istana yang ikut tes bersama saya pun, tidak ada satu pun yang dilakukan tes swab.
Sehingga, hasil pemeriksaan kami hanya berhenti di MCU saja. Jujur, saya ingin sekali dilakukan swab namun tes itu harus berdasarkan permintaan dari dokter.
"Enggak di-swab karena enggak bisa by request (pribadi) di RSPI," ucap Wartawan berinisial D yang ikut tes MCU bersama saya.
3. Tahap Menunggu Hasil Pemeriksaan
Pengunjung mengenakan masker saat berkunjung ke RSPI Prof. DR. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta, Senin (2/3/2020). Pegawai dan pengunjung mengenakan masker sebagai bentuk pencegahan penularan pasca dua pasien positif terinfeksi Corona dirawat di rumah sakit tersebut. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Saya baru bisa mengambil hasil MCU sehari setelahnya. Saya memakluminya karena saat itu banyak sekali orang yang melakukan MCU sementara tenaga medis terbatas.
Setelah mendapat amplop besar bewarna kuning, saya pun berkesempatan untuk konsultasi dengan dokter. Hasilnya, rontgen paru saya dinyatakan baik namun tes darah yaitu leukosit saya dibilang cukup tinggi.
"Bukan virus tapi, ini karena bakteri," ujar dokter kepada saya.
Jujur, saya merasa dokter agak terburu-buru saat menerangkan karena ramainya poli MCU dengan orang yang hendak memeriksakan kesehatan. Namun, dokter tetap menjawab pertanyaan saya dengan ramah dan menyarankan agar berobat ke Poli Paru.
Nantinya, pihak rumah sakit juga akan memberikan Surat Keterangan Sehat. Perlu diingat, bahwa surat ini bukanlah surat bebas dan negatif corona atau health alert card.
"Kami tidak memberikan surat bebas corona atau health alert card. Ini cuma surat keterangan kalau Anda dalam kondisi sehat," jelas petugas medis RSPI Sulianti Saroso.
4. Tahap Pembayaran
Saya merogoh kocek Rp 275.000 untuk semua proses MCU yang saya ikuti Hal itu terbilang murah daripada MCU di RSPAD Gatot Soebroto.
Wartawan berinisial A mengatakan dirinya mengeluarkan Rp 659.000 untuk mengikuti proses MCU. Setiap rumah sakit memang mematok harga yang berbeda-beda tergantung fasilitas serta pelayanan kesehatan yang disediakan.
"Kemarin MCU di RSPAD Rp 659.000, (untuk) ambil darah, rontgen, sama konsultasi ke dokter. Tanpa (tes) swab" tutur Wartawan A itu.
(liputan6.com)