- Tutup TC Kafilah Bengkalis Peserta MTQ ke-42 Tingkat Provinsi Riau, Bupati Minta Kafilah Tetap Rutin Berlatih
- Meriahkan Pesta Demokrasi, Bupati Kasmarni Ajak Masyarakat Ke TPS
- Gelar Gemar Siak Berzakat, Baznas Kabupaten Siak Berhasil Kumpulkan Rp 689.77 Juta
- Panglima TNI Terima Laporan Korps Kenaikan Pangkat 29 Perwira Tinggi TNI
- Peduli Sesama, TNI di Rokan Hulu Riau Bagi-Bagi Takjil Berbuka Puasa
- Bupati Bengkalis Serahkan LKPD Unaudited Tahun 2023 ke BPK RI Riau
- Safari Ramadhan, Bupati Rohil Salurkan Bantuan Operasional Masjid Mujahidin Sungai Nyamuk
- Ikhtiar Berzakat Terus Disosialisasikan, Bupati Alfedri Pimpin Gemar Siak Berzakat
- Panglima TNI Hadiri Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Operasi Ketupat 2024
- TP PKK Kabupaten Siak dan BRK Syariah Salurkan 120 paket Sembako
- Ketua Umum Dharma Pertiwi Hadiri Pembukaan Jala Craft 2024
- Penuh Berkah, Pj Gubri dan Bupati Kasmarni Safari Ramadhan di Kecamatan Pinggir
- Soal Video Viral Mirip Sekda, Diskominfotiks Rohil Lakukan Koordinasi Dengan Kementrian Kominfo RI
- PM Jepang Lantik Tiga Perwira Remaja TNI Lulusan NDA
- Kisah Perjalanan-Spiritual Para Tokoh: Edisi Muslimah Muallaf Asal Filipina
- Polbeng Kembali Kirim Mahasiswa Kuliah di Jerman
- Panglima TNI Rotasi dan Mutasi 52 Perwira Tinggi TNI
- Sempena Safari Ramadhan 1445 H, PD Muhammadiyah Siak Kukuhkan Pengurus PCM Kandis
- Pimpin Bujang Kampung, Wabup Husni Merza Ingatkan Para Camat Pantau Harga Sembako di Pasaran
- Mantapkan Kualitas Jelang MTQ Riau, Kesra Bengkalis Lakukan Pembinaan Terpusat
Kabur ke AS, Dokter asal China Sebut Covid-19 Dikembangkan Lab Militer Partai Komunis
(foto: Mirror)
WASHINGTON - Seorang dokter terkemuka asal China yang melarikan diri ke Amerika Serikat mengatakan Covid-19 merupakan hasil pengembangan di fasilitas militer negeri Tirai Bambu.
Dr Li Meng-Yan jadi perbincangan ramai ketika dia tiba di Amerika Serikat kemudian menuduh Pemerintah China menutup-nutupi "program senjata biologis Covid-19". Dokter spesialis virologi di Hong Kong's School of Public Health mengatakan bahwa sudah sangat jelas Covid-19 merupakan virus corona jenis baru yang dikembangkan di laboratorium Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).
"Pada waktu itu saya dengan jelas menilai bahwa virus itu (Covid-19) berasal dari laboratorium militer Partai Komunis China," kata Dr Li dikutip dari Taiwan News Agency, Selasa (4/8/2020).
Pernyataan Dr Li berbeda dengan informasi yang dipublikasikan Pemerintah China bahwa virus tersebut pertama kali muncul di pasar hewan Wuhan, Provinsi Hubei, pada Desember 2019. Saat berusaha menyampaikan temuannya, kata Dr Li, dia dianggap tidak serius dan diabaikan.
Dr Li yang dibesarkan di bawah rezim Partai Komunis China menyadari profesinya sebagai ahli virus membuatnya merasa punya tanggung jawab melaporkan penemuan itu. Dia juga menyadari laporannya tersebut menempatkan dirinya dalam risiko besar, bahkan ancaman pembunuhan.
"Saya tahu begitu saya berbicara, saya bisa menghilang kapan saja sama seperti semua pemrotes yang berani di Hong Kong."
"Saya bisa menghilang kapan saja. Bahkan, nama saya tidak akan ada lagi," ucapnya.
Melarikan diri ke Amerika Serikat dianggap sebagai pilihan paling rasional bagi Dr Li karena tahu bagaimana otoritas China memperlakukan pelapor mengenai Covid-19.
"Pemerintah China menolak untuk membiarkan para ahli luar negeri termasuk yang di Hong Kong melakukan penelitian di China."
"Jadi, saya mengalihkan pandangan ke teman-teman saya untuk mendapatkan informasi lebih lanjut," pungkasnya.
Sejak Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO pada Januari lalu, virus tersebut telah menginfeksi lebih dari 18 juta orang di seluruh dunia dan menewaskan lebih dari 600.000 orang. China mencatatkan angka infeksi lebih dari 84.000 kasus dan 4.634 angka kematian.
Amerika Serikat berada di urutan pertama negara tertinggi kasus Covid-19 di dunia dengan lebih dari 4 juta kasus dan jumlah kematian melebihi 157.000.
(iNews.id)