- Belajar Tatap Muka Siswa SMA/SMK di Riau Sudah Berjalan Sesuai Aturan
- Dinas PUPR PKPP Anggarkan Rp 30 M Untuk Finishing Masjid Raya Provinsi Riau
- 12 Kecamatan di Pekanbaru Sudah Berstatus Zona Kuning Covid-19
- Plh Sekdaprov Riau Pimpin Rapat Rancangan Pergub Tentang Tambahan Penghasilan PNS
- Wagubri Serahkan SK Pengangkatan CPNS Formasi Tahun 2019 di Lingkungan Pemprov Riau
- Pengurus JMSI Riau Dilantik, Wagubri: Beritakan yang Sehat Berwawasan dan Tidak Hoax
- Kantor Desa Sungai Salak di Rohul Terbakar, Damkar Dibantu TNI POLRI Padamkan Api
- Antibodi dari Vaksin COVID-19 Tercapai Penuh pada Hari Ke-28 Usai Vaksinasi
- Wagubri Ucapkan Selamat Atas Pelantikan Pengurus JMSI Riau Periode 2020-2025
- Tinggal Pengesahan, Jonli Komut PT PIR dan John Pinem Komut PT SPR
- Rumah Yatim Bagikan Bantuan Pendidikan dan Biaya Hidup untuk Warga Kabupaten Kampar
- 2.474 Nakes dan Tokoh Masyarakat Riau Telah Divaksin Covid-19
- Kreatif, Biji Getah Diolah Jadi Produk Unggulan
- Panen Cuan, Petani Sawit di Siak Dapat Rp1 Miliar
- Roadshow Online UI Goes to Riau 2021 ke SMAN 8 Pekanbaru Terasa Spesial
- Secara Aklamasi, OK Tabrani dan Muspidauan Terpilih Pimpin LAMR Pekanbaru
- Pemprov Riau Tetap Komit Tingkatkan Derajat Pendidikan
- Bertambah 11.788, Kasus Covid-19 RI Hari ini Menuju 1 Juta
- Alhamdulillah! WNI Sudah Bisa Umroh Lagi, tapi Ini Syaratnya
- 597 Sampel Swab Telah Diperiksa, Total 212.353 Spesimen
Beda dengan Usia Muda, Ini Gejala Covid-19 di Lansia
JAKARTA - Kaum lansia dan yang memiliki penyakit penyerta (komorbid) paling rentan terpapar Covid-19. Apalagi gejala umum yang biasa dialami pasien positif Covid-19 sama sekali tidak muncul pada lansia dan komorbid yang terkonfirmasi positif.
Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Dr. dr. Czeresna Heriawan Soejono, Sp.PD, K.Ger mengatakan lansia terkonfirmasi positif Covid-19 tidak memiliki kekhasan gejala alias tidak jelas.
Mantan Direktur Utama RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta itu menyebutkan gejala batuk-batuk, sesak nafas, atau hilangnya indera penciuman dan perasa yang umumnya dialami pasien positif Covid-19 sama sekali tidak muncul pada lansia dan komorbid.
"Lansia dan komorbid ini perlu perhatian khusus, lebih ketat monitoringnya karena gejalanya khas sekali," papar dr. Soejono dalam talkshow "Mengapa Lansia dan Komorbid Rentan Terinfeksi Covid-19" di Media Center Satgas Covid-19 Graha BNPB Jakarta pada Rabu (14/10) sore.
Sojoeno menambahkan gejala khas yang muncul pada pasien positif lansia dan komorbid seperti nafsu makan hilang tiba-tiba, terjadi perubahan perilaku yang tidak biasa, dan kesadarannya hilang.
Di tambah penyakit penyerta yang dialami semakin memperberat pasien lansia. "Pengalaman kami bisa mengatasi virusnya tapi kadang inveksi sekunder itu muncul ketika hasil negatifnya," kata dr. Soejono.
Kepala Staf Medik Fungsional Pulmonologi Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta, dr. Adria Rusli, Sp.P (K) mengatakan perhatian keluarga sangat penting bagi lansia dan komorbid untuk menghindari paparan virus corona.
Lingkungan yang bersih, makanan sehat, dan istirahat cukup harus diterapkan bagi lansia dan komorbid. "Kalau sudah kena berat sekali dan tinggi angka kematiannya," ujar dr. Adria.
Dukungan keluarga terutama dalam menerapkan protokol kesehatan, khususnya bagi orang terdekat di sekitarnya, sangat penting.
dr. Adria mencontohkan jika lansia tinggal bersama cucu dan pengasuhnya maka harus diperhatikan protokol kesehatannya. Hal sama juga perlu diawasi terhadap pengantar makanan jika memesan dari luar.
"Ini juga berlaku untuk yang mengantar makanan, misalnya asisten rumah tangga atau supir pribadi, perlu dipastikan protokol kesehatannya," ujarnya. Protokol kesehatan tersebut mulai dari #pakaimasker, #jagajarak, hingga #cucitangan
Perawat di Bagian Geriatri RSUP RSCM Jakarta Eva Rischta Magdalena mengatakan rata-rata pasien lansia dan komorbid terpapar Covid-19 merasa tersisihkan dari keluarga.
Ruang isolasi, tempat perawatan pasien Covid-19, memang tidak diperbolehkan dikunjungi keluarga. Namun keberadaan perawat memberi dukungan penuh untuk kesembuhan pasien.
"Perawat membantu support system dan membantu mengkomunikasikan pasien dengan keluarga memanfaatkan teknologi," ujar perawat yang sudah 18 tahun bertugas di RSCM.
(CNBCIndonesia.com)