- Koops Habema Lumpuhkan Anggota OPM yang Serang Pos Paro
- Alfedri: RENJA Tahun 2025 Harus Naikan Indeks Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Siak
- Wabup Husni Merza Lepas Kafilah Siak, Ikuti 9 Cabang Lomba MTQ Riau Ke-XLII
- Bupati Afrizal Sintong Lepas Kafilah Rohil Ikuti MTQ Tingkat Provinsi di Kota Dumai
- Pererat Persatuan, Koramil 0321-05/RM Komsos di Kampung Pancasila Bangko Bakti
- Tradisi Pasca Idul Fitri, Warga Kampung Benayah Gelar Aghi Ghayo Enam
- Enam Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Bakamla RI Diserahterimakan
- Bupati Bengkalis Serahkan Penghargaan Pemenang Lomba Lampu Colok dan Pawai Takbir 2024
- Lanjutkan Program Bermasa, Bupati Kasmarni Pastikan Maju di Pilkada Bengkalis 2024
- Pererat Silaturrahmi Antar Anggota, Ketua DPRD Siak Gelar Pertemuan Pasca Libur Idul Fitri
- Tiba-Tiba WHO Beri Warning, Flu Burung Marak Lagi
- Ketua DPRD Siak Indra Gunawan SE Audiensi Bersama Komisioner KPU Siak
- Panglima TNI Pimpin Penyerahan Jabatan Pangkogabwilhan II dan Sertijab 3 Jabatan Strategis Mabes TNI
- Disdik Kota Beberkan Empat Jalur Penerimaan PPDB Tahun Ini
- Kelas Rawat Inap BPJS 1, 2, 3 Dihapus 2025, Iurannya Jadi Segini
- Pemkab Bengkalis Terus Pacu Percepatan Pembangunan Jembatan Bengkalis-Bukit Batu
- Jaga Kewaspadaan Dimanapun Berada, Panglima TNI Ingatkan Prajurit Agar Selalu Berhati-Hati dan Teliti Dalam Bertindak
- Ingat! Seluruh ASN dan Honorer Harus Hadir di Halalbihalal Pemkab Bengkalis
- Anggota Koramil 0321-05/RM Kembali Lakukan Pendampingan Petani Cabe
- Panglima TNI Laksanakan Apel Khusus dan Halal Bihalal di Mabes TNI
Miris, Akses Pesantren Ditutup Pagar Beton oleh Perumahan, Santri Harus Lompat Tembok
LAMPUNG - Sebuah pesantren di Tanggamus, Lampung menyita perhatian usai mengaku tak diberi akses jalan oleh perumahan setempat.
Dalam video yang beredar, para santri harus melompati tembok untuk masuk sekolah. Padahal, usia mereka masih tergolong anak-anak.
Pesantren Darul Ulum, yang beralamat di Margoyoso, Sumberejo, Kabupaten Tanggamus, Lampung itu meminta kebijaksanaan pemerintah setempat untuk diberikan akses jalan.
Perwakilan pesantren mengaku tidak diberi akses jalan oleh pihak perumahan walau hanya jalan setapak. "Kami sudah bersedia mengalah membeli 1 rumah untuk digusur dan dibuat jalan tetapi tetap tidak diberi izin dengan alasan pagar bukan milik pemilik rumah," jelas perwakilan pesantren yang tidak disebutkan namanya itu.
"Kini kami sudah memiliki 20 santri, dengan pencapaian siswa yang sudah hapal 18 sampai 20 juz, bahkan ada beberapa, mohon kebijaksanaan pemangku kebijakan untuk solusi dari permasalahan ini," ungkapnya.
Dari video yang beredar, pagar beton itu tampak mengeliling pesantren, tak ada jalan masuk ataupun keluar. Alhasil para santri dan ustadz yang berada di sana harus melompati tembok untuk bisa menimba ilmu.
Dilansir dari Okezone hingga kini masih berupaya meminta tanggapan dari pihak terkait kasus ini.