- Kepala Daerah Waspadai Kenaikan IPH
- Gugus Tugas Daerah Bisnis dan HAM Riau Dikukuhkan
- Halal Bi Halal dengan IKAPTK, Bupati Kasmarni Minta Selalu Berinovasi Bangun Negeri
- Stasiun Bakamla Sambas Amankan Nelayan Nakal Pengguna Pukat Harimau
- DPRD Setujui LKPJ Bupati Bengkalis 2023, Kasmarni Ucapkan Terima Kasih
- Pesan Babinsa Kepada Pelajar agar Beradaptasi dengan Perkembangan Teknologi Digital
- Babinsa Koramil 0321-05/RM Tanamkan Nilai-nilai Pancasila kepada Pelajar SMK 1 Rimba Melintang
- Bawaslu Rokan Hilir Laksanakan Evaluasi Kinerja Panwaslu Existing Rekruitmen Panwaslu Kecamatan untuk Pemilihan Tahun 2024
- Anggota Koramil 0321-05/ RM kembali Lakukan Patroli dan Komsos di wilayah Bangko Jaya
- Siak Raih Peringkat 3 MTQ ke-42 Provinsi Riau di Dumai
- Raih Peringkat Kedua MTQ Riau Ke-42 di Dumai, 2025 Bengkalis Jadi Tuan Rumah
- Bupati Bengkalis Hadiri HUT Kota Dumai
- STIE Syari'ah Bengkalis Jalin Kerjasama dengan Fatoni University Thailan
- Anggota Koramil 0321-05/RM Goro Bangun Rumah Warga Binaan
- Segini Jumlah Beras untuk Makan Siang Gratis Prabowo
- Ini 5 Pernyataan Ganjar-Mahfud Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wapres Terpilih
- Hadiri Peringatan Hari Otda Ke-28, Wabup: Spirit Komitmen Berkelanjutan Bangun Daerah
- Anggota Koramil 0321-05/RM dan MPA Kembali Patroli Karhutla di Pematang Sikek
- Panglima TNI Hadiri Halal Bihalal PP Muhammadiyah di UMJ
- Kemenag Larang Seremoni Keberangkatan Haji Lebih dari 30 Menit, Berikut Ketentuannya
Cegah Kluster Santri di Sekolah, Ini Saran Ahli Epidemiologi Riau
PEKANBARU - Ahli Epidemiologi Riau, Dr Wildan Asfan Hasibuan menilai, sebenarnya untuk sekolah yang menerapkan asrama relatif lebih aman.
Sebab mobilitas siswa jauh lebih terkendali dan terbatas di lingkungan sekolah atau asrama. Sehingga lebih mudah dikendalikan.
"Cuma kalau sudah ada satu saja yang terpapar itu akan banyak yang kena, karena mereka tidur bersama, makan bersama," katanya, Senin (29/11/2021).
Wildan menegaskan, sebenarnya yang harus diwaspadai adalah para guru dan orang yang keluar masuk ke luar lingkungan sekolah. Mereka lebih besar terpapar virus karena bergaul dengan banyak orang diluar sekolah.
"Guru, tukang masak, tukang kebun, tukan tidak tidur diasrama, mereka pulang, bertemu banyak orang, itu yang harus diwaspadai, " katanya.
Selain itu, guru dan orang-orang yang keluar masuk asrama, itu harus dilakukan pemeriksaan Swab minimal sekali seminggu. Tujuanya untuk memastikan mereka tidak terpapar Covid-19.
"Supaya yang didalam itu aman, karena cenderung yang membawa virus itukan yang dari luar," katanya.
Selain itu, tracing, tracking dna testing atau 3T juga harus diperbanyak. Setiap orang yang berkontak dengan santri, termasuk guru dan keluarga dari santri yang terpapar itu harus diperiksa. Minimal 14 orang untuk satu orang yang positif.
Namun yang tidak kalah penting, pihak sekolah harus membatasi orang dari luar yang ingin bertemu dengan siswa atau santri. Termasuk orang tua, agar diberi jarak saat bertemu anak nya diasrama. Sehingga tidak terjadi kontak langsung antara anak dengan orang lain yang berasal dari luar asrama.
"Kelau disekolah umum justru lebih aman, belum ditemukan sejauh ini yang sekolah umum itu ada kluster, sekarang itu yang perlu diwaspadai anak-anak sepulang sekolah, mereka ini kan buka masker, berkumpul, itu kan rawan," ujarnya. (MCR)