- Terima Audiensi BBPOM Riau, Bupati Kasmarni Siap Dukung Program Desa Pangan Aman
- Diikuti 66 Peserta, Wagubri Buka MTQ Tingkat Kelurahan Bambu Kuning
- Disdik Pekanbaru Imbau Pihak Sekolah Tetap Terapkan Prokes
- Babinsa Masuk Dapur Antar Sembako dan Masak Makanan Bagi Warga Kurang Mampu di Rohul
- Wagubri Sambut Baik Kolaborasi Swasta Guna Tangani Penurunan Stunting
- Balita Stunting di Rokan Hulu Dapat Bantuan Sembako dari Bapak Asuh Danrem 031/Wira Bima
- Lantik 938 Anggota BPKep Rohil, Bupati: Bekerjasamalah dengan Penghulu
- Reva Aprillia Finalis AMSO 2022 dari SMK Angkasa Lanud Suryadarma
- Perkuat Kolaborasi, Pemkab Bengkalis Jalin MoU Dengan IPB
- 'Keanehan' Muncul Lagi di Arab, Gurun Pasir Kini Jadi Sungai
- Di HUT Ke-22, Wabup Husni Merza Berharap Baznas Siak Semakin Baik dan Berkualitas
- Pertama di Indonesia, PT Arara Abadi Sukses Gelar Uji Kompetensi Crew Leader RPK Dari LSPHI-BNSP
- Hukum Islam Praktik Aborsi Akibat Kasus Pemerkosaan
- Sudah Candu Parah, Warga RI Nomor Satu di Dunia 'melototin' HP
- Venna Melinda Sudah Siapkan Gugatan Cerai untuk Ferry Irawan, Pernikahan 10 Bulan Berakhir
- Tahura SSH Bakal Jadi Pusat Edukasi Alam
- Racun Siput, Temuan Unik Obati Penderita Diabetes
- ASN Boleh Jadi Panitia Pemilu, Tapi..
- Polbeng Realisasikan Magang 1 Tahun D2 Fast Track
- Alumni MAN 1 Bengkalis Gelar Turnamen Futsal
Event Bakar Tongkang, Tiang Layar Tongkang Jatuh ke Arah Laut dan Darat
ROHIL, kabarmelayu.com - Meski tak sebesar perayaan biasanya, acara wisata Nasional ritual bakar tongkang tetap dilaksanakan warga Tionghoa Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Minggu (19/6/2022).
Pembakaran replika tongkang secara langsung dilakukan Bupati Rohil Afrizal Sintong dan dihadiri ketua PKK Sanimar Afrizal, Ketua DPRD Rohil Maston, Kajari Rohil Yuliarni Appy SH MH, Dandim 0321 Rohil Letkol Inf M Erfani SH M.Tr (Han), Kapolres Rohil AKBP Nurhadi Ismanto serta berbagai unsur lainnya.
Bupati Rohil Afrizal Sintong dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada warga Tionghoa atas pelaksanaan event ritual bakar tongkang tersebut.
Sebagaimana di maklumi bersama sebut Bupati, bahwa ritual bakar tongkang merupakan event wisata terbesar yang banyak mendatangkan jumlah kunjungan wisata baik mancanegara maupun domestik dan sudah masuk dalam kalender event wisata nasional di kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif republik Indonesia.
Sejarah ritual bakar tongkang yang kita laksanakan pada hari ini lanjutnya, yaitu bahwa bakar tongkang merupakan suatu tradisi ritual yang berkaitan erat dengan kesejarahan kota Bagansiapiapi terutama awal mula kedatangan para pemukim Tionghoa di muara Rokan tepatnya di kota Bagansiapiapi.
Di mana sebutnya, dalam pengarungan samudra, menggunakan tongkang oleh sekelompok keluarga Tionghoa dari provinsi pujian exiamen Tiongkok yang dalam kegelapan malam lautan dengan memanjatkan doa kepada Dewi Kie Ong ya, tiba-tiba tampak cahaya yang berkedip-kedip dan dijadikan sebagai pemandu dalam mencapai daratan.
"Dengan mengikuti kelap-kelip cahaya itu mereka tiba di suatu daratan yaitu di muara sungai Rokan yang saat itu masih dikenal dalam peta kolonial sebagai kawasan Perbabean," kata Bupati.
Para Tionghoa pemberani itu terangnya, sejumlah 18 orang yang seluruhnya bermarga ang kelompok pertama itulah selanjutnya dianggap sebagai leluhur orang Tionghoa Bagansiapiapi.
Ritual bakar tongkang ini merupakan tradisi sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur atas kelimpahan sumber daya alam muara yang dilaksanakan setiap bulan ke-5 tanggal 16 (Go cap lak).
Bupati juga menceritakan bahwa, dapat dikatakan ritual bakar tongkang merupakan tradisi etnis Tionghoa berupa persembahan untuk Dewi Kie Ong ya (dewi laut) dan dewa Tai Su dalam kepercayaan leluhur orang Tionghoa dewa laut merantau dan tiba di kota Bagansiapiapi menggunakan perahu yang oleh masyarakat dikenal dengan sebutan tongkang.
"Untuk menghormati dewa laut di mana orang Tionghoa percaya membawa rezeki digelarlah sembahyang tongkang," paparnya.
Selain itu katanya lagi, terdapat pula kisah yang berkaitan dengan ritual bakar tongkang yaitu ketika orang-orang Tionghoa generasi awal mulai bermukim di Bagansiapiapi. Mereka memutuskan untuk tidak kembali ke Tiongkok maka tongkang yang semula digunakan untuk membawa mereka pun dibakar tidak tradisi inilah yang dipertahankan hingga saat ini.
Dengan pelaksanaan ritual bakar tongkang itu, Bupati juga meminta kepada seluruh masyarakat Rohil agar senantiasa menjaga persatuan antar etnis, suku maupun agama.
"Mari saling menjaga toleransi antar etnis suku maupun agama, ayo bersatu dalam perbedaan," jelasnya.
Sementara itu, Ketua panitia pelaksana Ahui Oliong memaparkan, ritual bakar tongkang tahun 2022 ini tidak dilaksanakan oleh klenteng besar. Namun sebutnya, tiba-tiba Dewi Kie Ong ya datang dan meminta agar prosesi bakar tongkang dilaksanakan.
"Karena sudah 2 tahun tidak merayakan, sehingga tahun ini harus kita rayakan untuk menjalankan titual ini meski harinya di tunda, " paparnya.
Untuk ritual bakar tongkang tahun 2022 ini katanya lagi, tiang kapal tongkang jatuhnya terbagi dua. Dimana satu tiang jatuh ke arah laut dan satu tiang lagi jatuh ke arah darat. Artinya, menurut keyakinan warga Tionghoa rezeki kedepannya ada di antara darat dan laut.
"Tiang tongkang itu pertama jatuh ke darat dan kedua di laut, jadi sama-sama ada rezeki," pungkasnya.(dkf)