- Tutup TC Kafilah Bengkalis Peserta MTQ ke-42 Tingkat Provinsi Riau, Bupati Minta Kafilah Tetap Rutin Berlatih
- Meriahkan Pesta Demokrasi, Bupati Kasmarni Ajak Masyarakat Ke TPS
- Gelar Gemar Siak Berzakat, Baznas Kabupaten Siak Berhasil Kumpulkan Rp 689.77 Juta
- Panglima TNI Terima Laporan Korps Kenaikan Pangkat 29 Perwira Tinggi TNI
- Peduli Sesama, TNI di Rokan Hulu Riau Bagi-Bagi Takjil Berbuka Puasa
- Bupati Bengkalis Serahkan LKPD Unaudited Tahun 2023 ke BPK RI Riau
- Safari Ramadhan, Bupati Rohil Salurkan Bantuan Operasional Masjid Mujahidin Sungai Nyamuk
- Ikhtiar Berzakat Terus Disosialisasikan, Bupati Alfedri Pimpin Gemar Siak Berzakat
- Panglima TNI Hadiri Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Operasi Ketupat 2024
- TP PKK Kabupaten Siak dan BRK Syariah Salurkan 120 paket Sembako
- Ketua Umum Dharma Pertiwi Hadiri Pembukaan Jala Craft 2024
- Penuh Berkah, Pj Gubri dan Bupati Kasmarni Safari Ramadhan di Kecamatan Pinggir
- Soal Video Viral Mirip Sekda, Diskominfotiks Rohil Lakukan Koordinasi Dengan Kementrian Kominfo RI
- PM Jepang Lantik Tiga Perwira Remaja TNI Lulusan NDA
- Kisah Perjalanan-Spiritual Para Tokoh: Edisi Muslimah Muallaf Asal Filipina
- Polbeng Kembali Kirim Mahasiswa Kuliah di Jerman
- Panglima TNI Rotasi dan Mutasi 52 Perwira Tinggi TNI
- Sempena Safari Ramadhan 1445 H, PD Muhammadiyah Siak Kukuhkan Pengurus PCM Kandis
- Pimpin Bujang Kampung, Wabup Husni Merza Ingatkan Para Camat Pantau Harga Sembako di Pasaran
- Mantapkan Kualitas Jelang MTQ Riau, Kesra Bengkalis Lakukan Pembinaan Terpusat
Fenomena Ular Angkasa Tertangkap Kamera Melilit Permukaan Matahari
Foto: dok NASA
JAKARTA - Solar Orbiter Badan Antariksa Eropa menangkap fenomena unik di permukaan Matahari. Terlihat tabung gas atmosfer yang dingin ditembakkan oleh medan magnet menyerupai ular melilit pusat tata surya itu.
Fenomena tersebut dipotret dalam citra ultraviolet ekstrem, melihat proses energi intens yang terjadi di atmosfer Matahari. Gambar diambil selama tiga jam dan memperkirakan 'ular' itu bergerak dengan kecepatan 170 kilometer per detik.
IFL Science menjelaskan seluruh gas di atmosfer Matahari merupakan plasma. Karena suhunya mencapai lebih dari satu juta derajat Celcius, elektron pun terlepas dari atom.
Namun beberapa bagian lebih panas dari yang lain. Bagian yang lebih dingin ini yang membentuk ular. Plasma dingin seperti bergerak melintas permukaan.
"Anda mendapatkan plasma mengalir satu sisi ke sisi lain, namun medan magnetnya benar-benar acak. Jadi Anda mendapatkan perubahan arah ini karena kami melihat ke bawah pada struktur yang bengkok," jelas pemimpin penelitian, David Long dikutip IFL Science, Rabu (16/11/2022).
Kemudian titik asal 'ular' dan filamen meletus atau dikenal sebagai coronal mass ejections dan saat terjadi plasma dalam jumlah besar terhempas ke antariksa. Jika menghantam Bumi, bisa menyebabkan badai geomagnetik.
Lokasi ular, filamen, dan coronal mass ejection menjadi satu dan terlalu kebetulan. Saat ini tim peneliti sedang menyelidiki cara ketiganya terkait.
Energetic Particle Detector dari Solar Orbiter sedang aktif saat lontaran terjadi. Ini mencatat peristiwa partikel energik Matahari paling intens yang pernah tercatat.
Saat letusan terjadi, Parker Solar Probe NASA juga ikut tersapu. Hal tersebut memberikan pandangan dari peristiwa tersebut saat mengorbit lebih dekat ke Matahari, artinya dapat mengukur letusan.
(sumber: CNBCIndonesia.com)