- TNI - KNPI Bersinegri, Wujudkan Generasi Muda Solid Menjaga dan Mengawal Bangsa
- Silaturahmi dengan PT Telkomsel, Bupati Kasmarni Minta Perluas Jaringan di Negeri Junjungan
- Museum Rekor Indonesia Incar Kegiatan TNI Menjelang HUT Ke-78
- Dibuka Bupati Alfedri, SCP Diharapkan Dongkrak Jumlah Wisatawan ke Siak
- Dukung Semangat Anti Korupsi, Bupati Kasmarni Hadiri Roadshow Bus KPK RI
- Weekend Service, Disdukcapil Bengkalis Layani Warga Saat Libur
- ASEAN Wujudkan Maritim Security Dalam ASEX-01
- Panglima TNI Terima Korp Raport 33 Pati TNI
- Penjelasan Bupati Terkait Pandangan Umum Fraksi Ranperda APBD-P Bengkalis 2023
- Pemkab Bengkalis Gelar Diklat PKP Untuk Menciptakan Pemimpin Yang Berkarakter
- Bupati Kasmarni Tutup Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan XII
- Danrem 031/WB Tinjau Lahan Kodim Persiapan di Kabupaten Rokan Hulu, Riau
- CEO TVOne Apresiasi TNI Sebagai Lembaga yang Paling Dicintai Rakyat
- Pemkab Bengkalis Serahkan Ranperda APBD Perubahan 2023 Ke Dewan
- Bakamla RI Resmi Tutup Patkor Optima Malindo 30A Tahun 2023
- Panglima TNI - Kabakamla Sinergi, Wujudkan Instruksi Presiden Coast Guard Indonesia
- Tingkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Alfedri Serahkan Mobil Ambulan
- Melayu Sepenanggungan, LAMR Bengkalis Bacakan Maklumat untuk Peristiwa Rempang-Galang
- Deklarasi Damai Pemilu 2024, Bupati Rohil Ajak Seluruh Lapisan Saling Bersinergi
- Desa Sebangar Jadi Lokus Pelaksanaan TMMD, Bupati Kasmarni Minta Warga Ikut Wujudkan Akselerasi Pembangunan Desa
Siap-siap, Harga Makanan dan Minuman Bentar Lagi Bakal Naik
JAKARTA - Pengusaha makanan dan minuman (mamin) mengungkapkan bahwa akan terjadi kenaikan harga, khususnya untuk produk olahan makanan dan minuman. Rencana kenaikan ini merupakan imbas dari melonjaknya harga bahan baku, biaya operasional, sampai dengan biaya produksi.
Meski demikian, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi S. Lukman mengatakan, kenaikan harga tersebut tidak akan begitu signifikan di tingkat konsumen. Sebab, pengusaha tetap harus menyesuaikan daya beli masyarakat terhadap produk yang dijual.
"Dari sisi operasional, biaya produksi akan menjadi semakin mahal. Sementara, kita penyesuaian harga jual sangat sulit menyesuaikan dengan kenaikan harga bahan baku dan lain sebagainya, karena memang kita menyesuaikan daya beli masyarakat," ujar Adhi kepada CNBC Indonesia, Kamis (1/12/2022).
Ia menyampaikan bahwa meningkatnya biaya produksi, yang disumbang oleh kenaikan harga bahan baku dan operasional, tidak bisa serta merta langsung dibebankan kepada konsumen. Oleh karena itu, pihak produsen akan menekan margin dari perusahaan mamin, khususnya produk olahan.
"Jadi kenaikan (di tingkat konsumen) tidak bisa sebesar kenaikan harga bahan baku, energi, logistik, dan lain sebagainya. Ujung-ujungnya adalah perusahaan marginnya tertekan," jelas Adhi.
Biang kerok di balik semua kenaikan harga tersebut ialah menguatnya nilai dolar AS terhadap rupiah. Kondisi ini menimbulkan efek terhadap industri mamin di dalam negeri. Sebab, sampai dengan saat ini, masih banyak bahan baku dan bahan penolong dari industri mamin di dalam negeri yang masih memerlukan impor. Hal ini mempengaruhi harga pokok produksi.
Selain itu, kendala pasokan dari negara-negara lain juga sering terganggu karena adanya masalah logistik. Ditambah ada juga kendala dari komoditi yang dalam pengawasan, seperti halnya gula, garam, dan lain sebagainya.
"Banyak kendala. Sekarang ini masalah logistik juga kadang-kadang pasokan dari negara lain terganggu karena masalah logistik. Terkadang ada negara-negara yang tiba-tiba logistiknya tidak bisa dikirim. Lalu ada juga terkait dengan komoditi yang dalam pengawasan. Nah ini yang perlu waktu, pemerintah perlu membahas untuk bisa diberikan izin impornya," kata Adhi.
Adapun penyebab dari terkendalanya pasokan, menurut Adhi, pertama, karena tekanan pandemi. Kedua, geopolitik yang berubah cepat. Ketiga, perang yang tidak bisa diprediksi kapan berakhirnya. Keempat, perubahan cuaca yang sering menyebabkan gagal panen.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, lanjut dia, industri itu sekarang harus memperbesar inventory, untuk menjaga kesinambungan produksi, supaya bisa tetap produksi di tengah kesulitan logistik, pasokan, dan lain sebagainya.
Optimis Tumbuh 5%
Terlepas dari kekhawatiran itu semua, bos pengusaha mamin itu tetap optimis industri mamin RI di tahun 2023 akan terus tumbuh, minimal dari pertumbuhan itu berada di level 5%.
"2023 kalau dari sisi penjualan, baik lokal maupun ekspor saya optimis meningkat. Saya pikir minimal 5% masih bisa tumbuh untuk industri," pungkasnya.
(sumber: CNBCIndonesia.com)