Perspektif Mahasiswa Indonesia Terhadap Pendidikan di Australia

The University of New South Wales, Sydney.(Sumber: Google)

PENDIDIKAN menjadi suatu aspek krusial dan sudah menjadi suatu keharusan bagi setiap individu pada zaman ini. Australia menjadi salah satu contoh negara yang memiliki kualitas pendidikan yang baik. 

Menurut Global Flow of Tertiarity-Level Students yang dikeluarkan Unesco Institute for Statistics 2021 menunjukkan bahwa Australia masih menjadi tujuan favorit mahasiswa Indonesia untuk menempuh pendidikan tinggi mereka di luar negeri. Sekitar 13.880 mahasiswa memilih Australia sebagai negara tujuan, disusul posisi kedua Malaysia, dan Amerika di posisi ketiga. 

Membicarakan soal kualitas pendidikan pastinya tidak luput dari experience orang yang pernah berpengalaman langsung atau bagaimana perspektif orang-orang akan hal tersebut. Oleh karena itu, marilah kita lihat dari beberapa tanggapan mahasiswa Indonesia dibawah ini bagaimana pandangan mereka terhadap pendidikan di Australia.

(Potret Puspa Fajra Salsabila sebagai mahasiswi Poltekkes Kemenkes Riau).

Menurut Puspa Fajra Salsabila yang merupakan mahasiswi dari Poltekkes Kemenkes Riau berpendapat bahwa Australia merupakan salah satu dari tiga negara yang punya kualitas pendidikan yang baik. 
Berdasarkan pendapatnya tersebut, Australia unggul di bidang penelitian dan pembaharuan teknologi yang sangat dibutuhkan saat ini. 

Tidak hanya itu, Australia juga unggul dibidang kesehatan, humaniora, dan ilmu sosial. Pemerintah juga memberikan andil yang besar dalam memberikan regulasi yang ketat dan pengawasan yang baik terhadap sistem pendidikannya.

Puspa juga menyebutkan alasan utama kenapa Australia menjadi destinasi yang sangat digemari oleh pelajar Internasional untuk melanjutkan pendidikan mereka, dikarenakan Australia menyediakan subsidi dan sarana yang lengkap pada setiap bidang pendidikan kejuruan yang mereka tawarkan di setiap universitas. Selain juga Australia dikenal sebagai negara yang ramah terhadap pelajar dan pemerintahannya pun memiliki undang-undang yang mengatur hak dan kewajiban mahasiswa Internasional yang datang. 

"Australia ini adalah negara yang ramah, dan kalau semisal kita sudah lulus dari sana kita akan diberikan lowongan pekerjaan. Jadi, kita tidak bersusah payah mencari lowongan saat kita lulus. Seperti sudah disediakan lowongan pekerjaan buat para lulusan baru dan tentunya dengan orang yang sudah berpengalaman," ujar Puspa.

Sependapat dengan Puspa, mahasiswi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jenia Zelviona juga mengutarakan pendapatnya, “Australia memiliki sistem kualitas pendidikan yang sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya universitas di Australia terakreditasi bagus dan dicap sebagai salah satu universitas berkualitas didunia. Selain itu, karakterisasi negara Australia yang merupakan negara maju dengan kualitas hidup yang baik menjadi salah satu faktor kenapa Australia menjadi negara yang bagus kualitasnya,” tutur Jenia.

Jenia menambahkan alasan kenapa sistem pendidikan Australia dianggap bagus karena Australia sendiri telah lulus kualifikasi secara global dan memiliki kualitas serta reputasi yang baik di kancah Internasional.

Berdasarkan dua pernyataan mahasiswa di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan di Australia masih jauh dibandingkan pendidikan di Indonesia sendiri. Tak heran pada akhirnya banyak para pelajar dari Indonesia memilih untuk menempuh pendidikan mereka di Australia. 
Australia sendiri sedari dulu telah menjadi destinasi populer dikalangan mahasiswa Asia khususnya dari  Indonesia, Singapura dan Malaysia.

Muhammad Zidanul Ihsan mahasiswa Universitas Andalas yang pernah menempuh pendidikan SD (Sekolah Dasar) di Australia memberikan pandangannya terhadap perbedaan pendidikan di Australia dan Indonesia. 

Menurutnya hal yang paling signifikan antara kualitas pendidikan kedua negara tersebut adalah dari subsidi yang diberikan oleh pemerintahnya. 

Zidan menambahkan bahwa ketika ia menempuh pendidikan di Australia, sebagai siswa ia diberikan insentif berupa dana oleh pemerintah sebagai akomodasi untuk para pelajar dalam mendukung kegiatan pembelajaran mereka dan sebagai support dalam menumbuhkan semangat dalam belajar. 

“Sistem pendidikan di Australia diajarkan secara bertahap dan perlahan. Berbeda dengan pendidikan di Indonesia yang langsung memberikan materi berat kepada siswanya sehingga distribusi ilmu yang tidak merata kepada siswa-siswanya,” lontar Zidan. 

Zidan menjelaskan tentang culture shock yang dialaminya saat kembali ke Indonesia karena adanya perbedaan sistem pembelajaran tersebut seperti yang dituturkan Zidan. 

“Singkatnya kalau di Australia itu pembelajarannya dibawa santai saja agar siswa itu bersemangat, jadi dengan pembawaan belajar yang santai tersebut materi itu akan mudah diterima serta mudah juga dipahami,” tukasnya. 

(Potret Muhammad Zidanul Ihsan yang menempuh pendidikan sekolah dasar di Australia).

Membahas pendidikan tentunya tidak luput dari masalah seperti perundungan. Zidan menyebutkan ia pernah melihat tindakan kekerasan atau pembullyan. 

“Alhamdulillah saya tidak pernah mengalami perundungan, tetapi saya pernah menyaksikan dan melihat itu disosial media. Saya melihat siswa SMA yang merundung satu sama lain dan korbannya mengalami perundungan secara fisik, seperti kerah bajunya yang ditarik oleh si pembully dan itu termasuk perundungan secara fisik, sepertinya itu yang paling membekas di ingatan saya,” pungkasnya.

Setiap negara dan sekolah pasti memiliki kasus seperti di atas. Namun, disisi lain membahas seputar pendidikan Australia memang bagus dan memiliki kualitas yang terjamin bagi para mahasiswanya.

Faktanya, para lulusan akan memiliki peluang karir di berbagai macam perusahaan multinasional baik itu diluar maupun di Indonesia itu sendiri. Perusahaan sekarang tentunya akan tertarik pada gelar akademik yang baik serta yang fasih terhadap dunia Internasional dan juga disertai dengan kemampuan berbahasa inggris yang mumpuni. Salah satunya The University of New South Wales, Sydney.