- Yayasan Jumat Bersedekah Santuni Anak Yatim, Suwarto: Kami Ingin Anak Yatim Ikut Bahagia
- Temui Bupati Kasmarni, Kadis Kominfotik Bengkalis Sampaikan Rancangan Pembangunan Command Center
- Bakamla RI Terima Kunjungan Japan Maritime Defence Force
- Sampaikan Sejumlah Program, Bupati Kasmarni Safari Ramadhan di Sungai Alam
- Jalan Rusak Sungai Keruh, Aktivitas Galian C di Desa Domo Kampar Kiri Resahkan Warga
- Minimalisir Masalah, SMA N 8 Pekanbaru Sosialisasi PPDB dengan Camat dan Lurah di Zona
- Tutup TC Kafilah Bengkalis Peserta MTQ ke-42 Tingkat Provinsi Riau, Bupati Minta Kafilah Tetap Rutin Berlatih
- Meriahkan Pesta Demokrasi, Bupati Kasmarni Ajak Masyarakat Ke TPS
- Gelar Gemar Siak Berzakat, Baznas Kabupaten Siak Berhasil Kumpulkan Rp 689.77 Juta
- Panglima TNI Terima Laporan Korps Kenaikan Pangkat 29 Perwira Tinggi TNI
- Peduli Sesama, TNI di Rokan Hulu Riau Bagi-Bagi Takjil Berbuka Puasa
- Bupati Bengkalis Serahkan LKPD Unaudited Tahun 2023 ke BPK RI Riau
- Safari Ramadhan, Bupati Rohil Salurkan Bantuan Operasional Masjid Mujahidin Sungai Nyamuk
- Ikhtiar Berzakat Terus Disosialisasikan, Bupati Alfedri Pimpin Gemar Siak Berzakat
- Panglima TNI Hadiri Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Operasi Ketupat 2024
- TP PKK Kabupaten Siak dan BRK Syariah Salurkan 120 paket Sembako
- Ketua Umum Dharma Pertiwi Hadiri Pembukaan Jala Craft 2024
- Penuh Berkah, Pj Gubri dan Bupati Kasmarni Safari Ramadhan di Kecamatan Pinggir
- Soal Video Viral Mirip Sekda, Diskominfotiks Rohil Lakukan Koordinasi Dengan Kementrian Kominfo RI
- PM Jepang Lantik Tiga Perwira Remaja TNI Lulusan NDA
Siak Bertanjak, Perwujudan Ciri Khas Melayu Riau yang Terlupakan
SIAK, kabarmelayu.com - Bupati Siak, Drs H Syamsuar, M.Si seolah menyimpan dendam tak sudah untuk membangkitkan kembali kecintaan masyarakat pada tradisi lama. Besarnya rasa cinta pada budaya melayu Riau, diwujudkan dengan inisiasinya pada gerakan "Siak Bertanjak".
Penggunaan kembali salah satu simbol budaya melayu Riau ini, mulai mewabah di tengah masyarakat. Orang nomor satu di Negeri Istana itu pun tak dapat menyembunyikan rasa bangganya, kini penggunaan tanjak mulai digandrungi banyak kalangan, terutama generasi muda.
Sebagai bentuk dukungan, Syamsuar didampingi sejumlah staf mengunjungi Pasar Seni Kesturi untuk bertemu para penggiat dan pengrajin tanjak di sentra cinderamata Kabupaten Siak. Kehadiran orang nomor satu itu, dimaksudkan untuk memberikan dukungan pada penggiat dan pengrajin tanjak tempatan.
Saat ditemui, Bupati Syamsuar punggawa Komunitas Tanjak Siak Alwindra, mengaku saat ini kewalahan melayani pesanan tanjak yang membludak akhir-akhir ini. "Pesanan yang baru terpenuhi saat ini, sudah tembus 400 buah. Kami menyimpan cita-cita, gerakan Siak bertanjak ini nantinya mampu memecahkan rekor MURI. Dengan capaian peserta bertanjak terbanyak di Indonesia," katanya.
Armand salah seorang pengrajin produk tanjak urban ini, mengaku mampu memproduksi 20 buah tanjak perhari. "Setiap hari begitu selesai diproduksi, barang langsung habis dipesan," sebut salah satu ASN yang sehari-hari disapa Adek ini.
Pada pertemuan itu, Syamsuar memberikan dukungan dan masukan kepada pengrajin tanjak yang ditemuinya. "Pengemasan harus lebih baik, Pemkab akan bantu patenkan produk ini dengan merek Tanjak Siak, supaya orang-orang tau asalnya. Kalau mau cari tanjak yang asli, bolehlah datang ke Siak," sebutnya.
Oleh Komunitas Tanjak Siak, Syamsuar dihadiahi tanjak khusus yang biasa dipakai bangsawan melayu, dengan Ikat Tanjak Dendam Tak Sudah. "Salam tanjak bukan nak melagak, tapi nak budayakan tanjak Siak," ucap Syam melafalkan salam khas komunitas tanjak.
Tak sampai disitu, Datuk Setia Amanah itu juga spontan melontarkan ide terkait tradisi melayu lama lainnya, yaitu Festival Meriam Buluh Betung. Dimana tradisi masyarakat melayu zaman dahulu itu, kata dia akan digelar menjelang hari raya nanti agar suasana meriah.
"Mudah-mudahan suasananya akan meriah, apalagi kalau nanti buluhnya diukir. Peserta harus berpakaian melayu lengkap kopiah dan selempang. Kalau pandai bunyikan, pasti kuat. Kalau tidak, terkadang sejam tau penat meniup ajo, tapi bunyinyo tak kencang," kata Syam disambut gelak tawa yang hadir di pasar seni.
Jelang konferensi Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) yang berencana menjadikan Kota Siak Sri Indrapura sebagai lokasi pelaksanaan, Syamsuar juga mengajak komunitas tanjak untuk mensukseskan dan mengenalkan tradisi melayu kepada tamu yang akan datang.
Ia bahkan juga ingin menunjukkan keindahan arsitektur Balairung Sri, yang dirancang oleh Almarhum Tengku Susido. "Konsep Water Front City itu, sebenarnya telah lama ada di Siak. Lihat saja kehebatan leluhur kita yang mampu membuat bangunan itu di masa 100 tahun yang lalu. Saya juga akan ajak tamu yang datang nanti ziarah ke makam arsiteknya di kampung tengah," pungkasnya.(REC)