Pesan Pimpinan Wanita KPK di Hari Kartini: Jadilah Agen Pemberantasan Korupsi

Jumat, 21 April 2017 - 08:33 WIB Features

Berita Terkait

Pesan Pimpinan Wanita KPK di Hari Kartini: Jadilah Agen Pemberantasan Korupsi

JAKARTA - Raden Ayu Kartini, atau yang akrab disapa Raden Adjeng Kartini, sebuah nama yang tak asing bagi masyarakat Indonesia, khususnya, mereka kalangan wanita. RA Kartini santer terdengar dalam sejarah Indonesia sebagai pelopor kebangkitan wanita.

Wanita kelahiran Jepara tahun 1879 tersebut merupakan Putri kelima dari seorang bangsawan bernama, Raden Mas Adipati‎ Ario Sosroningrat. Meski lahir dari bangsa ningrat, Kartini justru banyak melahirkan pemikiran-pemikiran tajam untuk wanita pribumi.

Bukan hanya untuk kaum feminis, pemikiran yang dihasilkan Kartini juga fokus mempersoalkan serentetan permasalahan umum dan sosial di nusantara kala itu.

Satu dari sekian banyak pahlawan Indonesia di kalangan wanita, Kartini mampu menyalurkan pemikiran-pemikirannya lewat sebuah tulisan ke beberapa media massa. Berbekal kemampuannya dalam berbahasa Belanda, dia mulai memperjuangkan hak martabat kaum wanita pribumi lewat tulisan-tulisannya.

Tak heran apabila Kartini disebut sebagai salah satu tokoh yang fokus memperjuangkan emansipasi wanita pada masanya. Tulisannya mampu menembus eropa hingga dibaca oleh ribuan orang disana. Pada zamannya, memang wanita pribumi dipandang rendah oleh sebagian orang.

Beberapa budaya di Indonesia khususnya di Jawa, pada saat itu dirasakan Kartini menghambat ruang pola kebebasan untuk wanita. Namun, Kartini berhasil mendobrak diskriminasi-diskrimasi itu lewat surat-suratnya.

Salah satu hasil karya terbaiknya yang hingga kini masih sering menjadi pemicu semangat untuk kalangan wanita adalah tentang sebuah bukunya yang berjudul ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’. Buku tersebut merupakan kumpulan-kumpulan surat yang ditulis Kartini terkait kegelisahannya terhadap kondisi wanita pribumi.

Sayangnya, di usia muda, Kartini harus berpulang ke rahmatullah tepat diumur 25 tahun.‎ Atas pemikiran-pemikirannya tersebut, Soekarno, presiden pertama Indonesia, mengeluarkan surat keputusannya tertuang pada nomor 108 Tahun 1964.

Dalam keputusannya tersebut, Soekarno menetapkan RA. Kartini sebagai salah satu Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan ‎tanggal 21 April yang merupakan hari lahir Kartini sebagai Hari Kartini atau juga hari emansipasi wanita.

Tepat pada hari ini, 21 April 2017, diperingati kembali Hari Kartini. Namun memang, kondisi berbeda antara saat hidup di era RA Kartini dengan saat ini. Tak sedikit wanita justru terjebak dalam‎ beberapa tindakan yang sifatnya berlawanan dengan hukum.

Beberapa wanita Indonesia saat ini justru turut masuk ke dalam pusaran korupsi. Tercatat, ada beberapa wanita yang diduga ikut melakukan rasuah bahkan sudah divonis melakukan ‎tindak pidana korupsi

Seperti kasus yang melanda Artis sekaligus Politikus, Angelina Sondakh. Dia sudah divonis bersalah atas perkara korupsi proyek pembangunan Wisma Atlet Sea Games, di Palembang. ‎Bukan hanya Angie, terdapat sederet kasus yang juga menyeret kaum wanita.

Diantaranya, kasus yang menyeret mantan anggota DPR, Dewi Yasin Limpo terkait penerimaan sejumlah uang dari pengusaha. Miranda S. Goeltom, Mantan Deputi Gubernur BI ini, pernah terseret kasus suap cek pelawat atau taveller cheque.

Ratu Atut Chosiyah, Mantan Gubernur Banten yang terseret kasus korupsi sengketa Pilkada di Banten dan Lebak. Evy Susanti, Istri Gubernur Sumut, Gatot Pujo Nugroho terseret perkara suap hakim PTUN Medan. Damayanti Wisnu Putranti, Mantan Anggota DPR terseret kasus korupsi pembangunan jalan KemenPUPR.

Kemudian kasus korupsi yang baru-baru ini terjadi yakni, kasus yang menyeret Sri Hartini, Mantan Bupati Klaten, ‎terkait kasus dugaan jual-beli jabatan. Atty Suharty, Wali Kota Cimahi non-aktif, terseret kasus korupsi proyek pembangunan tahap II Pasar Atas Baru, Cimahi. Kemudian, anggota DPR Miryam S Haryani, ditetapkan tersangka pemberian keterangan yang tidak benar pada persidangan perkara korupsi e-KTP.

Menanggapi sejumlah rentetan kasus korupsi yang menyeret kalangan wanita membuat perjuangan RA Kartini mundur jauh kebelakang. Namun, satu-satunya pimpinan wanita di lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Basaria Panjaitan sempat juga menitipkan pesan untuk Hari Kartini kali ini.

Selain agar tidak tersandung dalam pusaran korupsi, Basaria mengajak para wanita Indonesia agar dapat menjadi agen perubahan dalam memberantas korupsi. " Mari berkomitmen dan berkata, pada hari kartini ini, aku (wanita) mau menjadi agen perubahan dalam memberantas korupsi," kata Basaria kepada Okezone.

Dalam hal ini, Basaria telah mencanangkan program untuk kaum wanita dengan nama SPAK (Saya Perempuan Anti Korupsi). "Ini merupak‎an program pencegahan korupsi KPK yang sudah menyebar di seluruh provinsi Indonesia," sambungnya.

Terakhir, di juga mengucapkan selamat hari lahir kartini kepada seluruh wanita yang ada di Indonesia. "Selamat Hari Kartini, Perempuan hebat Indonesia," imbuhnya.


(kha/okezone)

Key Takeaways: Dominate the digital landscape with Smmsav.com and Followersav.com your go-to best SMM Panel in 2024 for affordable social media marketing solutions. Best Press release services in 2024 is Followersav and Smmsav boost your business with us. best Smm panel Buy Spotify streams casino Script casino Script
Jumat, 18 Januari 2017 - 08:33 WIB
Tulis Komentar

0 Komentar

Tulis Komentar

Berita Terbaru