- Enam Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Bakamla RI Diserahterimakan
- Bupati Bengkalis Serahkan Penghargaan Pemenang Lomba Lampu Colok dan Pawai Takbir 2024
- Lanjutkan Program Bermasa, Bupati Kasmarni Pastikan Maju di Pilkada Bengkalis 2024
- Pererat Silaturrahmi Antar Anggota, Ketua DPRD Siak Gelar Pertemuan Pasca Libur Idul Fitri
- Tiba-Tiba WHO Beri Warning, Flu Burung Marak Lagi
- Ketua DPRD Siak Indra Gunawan SE Audiensi Bersama Komisioner KPU Siak
- Panglima TNI Pimpin Penyerahan Jabatan Pangkogabwilhan II dan Sertijab 3 Jabatan Strategis Mabes TNI
- Disdik Kota Beberkan Empat Jalur Penerimaan PPDB Tahun Ini
- Kelas Rawat Inap BPJS 1, 2, 3 Dihapus 2025, Iurannya Jadi Segini
- Pemkab Bengkalis Terus Pacu Percepatan Pembangunan Jembatan Bengkalis-Bukit Batu
- Jaga Kewaspadaan Dimanapun Berada, Panglima TNI Ingatkan Prajurit Agar Selalu Berhati-Hati dan Teliti Dalam Bertindak
- Ingat! Seluruh ASN dan Honorer Harus Hadir di Halalbihalal Pemkab Bengkalis
- Anggota Koramil 0321-05/RM Kembali Lakukan Pendampingan Petani Cabe
- Panglima TNI Laksanakan Apel Khusus dan Halal Bihalal di Mabes TNI
- Panglima TNI Tinjau Arus Balik Lebaran 1445 H/2024
- Cegat Speedboat Naga Line, Ini yang Dilakukan Kapolda Riau
- Kadis DLH Rohil Pimpin Pembersihan Sampah di Bagan Batu pasca Lebaran
- Pantau Arus Balik Lebaran 1445 H, Babinsa 0321-05/RM Bersama Polri Berikan Kenyamanan pada Pemudik
- 17 Ruko di Ujungbatu Rokan Hulu Riau Ludes Terbakar
- Jaga Kekompakan, Bupati Kasmarni Gelar Open House di Wisma Daerah Sri Mahkota Bengkalis
Pemerhati Sinema Sayangkan Film Naura dan Genk Juara
Cinemania
JAKARTA - Presiden komunitas pemerhati film Mata Sinema, Bobby Satya mengatakan, jika benar film Naura dan Genk Juara menyudutkan muslim, maka sangat disayangkan. Apalagi Indonesia merupakan salah satu negara dengan muslim terbanyak dunia.
"Jika memang benar bahwa film tersebut berniat untuk menyudutkan Islam, sangat disayangkan karena apakah produser tidak sadar bahwa Anda hidup di negara yang memiliki umat Islam terbesar di dunia?" kata pria yang kerap disapa Bang BS ketika dihubungi Republika.co.id, Rabu (21/11).
Ia mengaku sempat mendapat undangan menonton bareng Naura dan Genk Juara, namun acara itu dibatalkan. Pihak panitia nobar pun, kata dia, sempat meminta klarifikasi kontroversi film itu pada pihak produser, namun tidak ada jawaban sampai waktu yang ditentukan, sehingga agenda tersebut dibatalkan.
Melihat respons tersebut dan kritikan yang membanjir, Bang BS pun mengaku sudah tidak berminat menonton film tersebut secara pribadi. "Sayang banget jika sebuah karya yang harusnya diapresiasi sebagai sebuah karya anak bangsa, malah menjadi karya yang dihujat bahkan menimbulkan keresahan di masyarakat," lanjutnya menanggapi.
Ia mengatakan, Mata Sinema, hingga kini terus mendukung sinema Indonesia yang baik, positif, penuh hikmah dan bermanfaat bagi masyarakat penonton sinema di Indonesia. Ia pun menyarankan umat Islam yang tersinggung dan menggalang petisi untuk menolak film tersebut untuk bergandengan tangan mendukung semua sineas Muslim agar bisa semakin produktif menghasilkan karya-karya sinema yang berkualitas dan mengandung konten yang tidak hanya sekedar tontonan tapi juga tuntutan.
"Sehingga semua masyarakat Sinema di seluruh Indonesia bisa menonton tidak hanya dengan mata kepala tapi tentu saja dengan mata hati," ujar Bang BS.
Naura dan Genk Juara bercerita mengenai petualangan Naura dan teman-temannya di hutan dalam penyelamatan hewan. Film drama musikal ini disebut menekankan arti persahabatan dan beberapa hiburan edukasi dalam bentuk sains.
Yang jadi sorotan kritik dalam film ini adalah kehadiran karakter antagonis Trio Licik yang kerap mengucapkan kalimat istighfar sampai membaca doa makan ketika ketakutan. Sementara di sisi lain tidak ada karakter muslim baik yang menjadi penyeimbang di film ini.
Kritikan terhadap penggambaran tokoh Trio Licik awalnya banyak dibahas di grup pesan singkat dan media sosial Facebook serta Instagram. Kritikan berlanjut dengan hadirnya petisi online bertajuk "Stop Film Anak yang Melecehkan Agama" di Change.org. Petisi itu digagas oleh pengguna bernama Windi Ningsih dan hingga hari ini sudah mendapat 47.084 dukungan. (ROL)