- Alfedri: RENJA Tahun 2025 Harus Naikan Indeks Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Siak
- Wabup Husni Merza Lepas Kafilah Siak, Ikuti 9 Cabang Lomba MTQ Riau Ke-XLII
- Bupati Afrizal Sintong Lepas Kafilah Rohil Ikuti MTQ Tingkat Provinsi di Kota Dumai
- Pererat Persatuan, Koramil 0321-05/RM Komsos di Kampung Pancasila Bangko Bakti
- Tradisi Pasca Idul Fitri, Warga Kampung Benayah Gelar Aghi Ghayo Enam
- Enam Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Bakamla RI Diserahterimakan
- Bupati Bengkalis Serahkan Penghargaan Pemenang Lomba Lampu Colok dan Pawai Takbir 2024
- Lanjutkan Program Bermasa, Bupati Kasmarni Pastikan Maju di Pilkada Bengkalis 2024
- Pererat Silaturrahmi Antar Anggota, Ketua DPRD Siak Gelar Pertemuan Pasca Libur Idul Fitri
- Tiba-Tiba WHO Beri Warning, Flu Burung Marak Lagi
- Ketua DPRD Siak Indra Gunawan SE Audiensi Bersama Komisioner KPU Siak
- Panglima TNI Pimpin Penyerahan Jabatan Pangkogabwilhan II dan Sertijab 3 Jabatan Strategis Mabes TNI
- Disdik Kota Beberkan Empat Jalur Penerimaan PPDB Tahun Ini
- Kelas Rawat Inap BPJS 1, 2, 3 Dihapus 2025, Iurannya Jadi Segini
- Pemkab Bengkalis Terus Pacu Percepatan Pembangunan Jembatan Bengkalis-Bukit Batu
- Jaga Kewaspadaan Dimanapun Berada, Panglima TNI Ingatkan Prajurit Agar Selalu Berhati-Hati dan Teliti Dalam Bertindak
- Ingat! Seluruh ASN dan Honorer Harus Hadir di Halalbihalal Pemkab Bengkalis
- Anggota Koramil 0321-05/RM Kembali Lakukan Pendampingan Petani Cabe
- Panglima TNI Laksanakan Apel Khusus dan Halal Bihalal di Mabes TNI
- Panglima TNI Tinjau Arus Balik Lebaran 1445 H/2024
Utang Jerat Ekuador yang Kaya Minyak ke Lubang Krisis
(REUTERS/Carlos Garcia Rawlins)
JAKARTA - Ekuador merupakan negara yang kaya minyak. Namun sayang, negara dengan 17 juta penduduk itu terlilit utang.
Alhasil pemerintah melakukan reformasi kebijakan, termasuk menaikkan bahan bakar minyak (BBM). Ini memicu protes di seluruh negeri, bahkan terbesar dalam satu dekade terakhir.
Lalu, bagaimana krisis ini bisa terjadi di negara kaya itu? Berikut rangkumannya yang telah dihimpun CNBC Indonesia.
Ketidakstabilan Politik
Ekuador menjadi bagian Spanyol tahun 1822 dan menjadi republik independen di tahun 1830. Pada tahun 1972-1979 negara ini berada di bawah kekuasaan militer.
Memasuki tahun 1997 hingga 2005 ketidakstabilan politik terus terjadi di negara ini. Bahkan dalam periode itu, tiga presiden digulingkan melalui protes besar-besaran.
Di 2006, ekonom sayap kiri Rafael Correa menjadi pemimpin Ekuador. Ia memimpin dengan kontrol ekonomi negara yang kuat.
Karena stabilitas yang ia buat, Correa terpilih lagi di dua periode selanjutnya yakni 2009 dan 2013. Correa digantikan oleh wakilnya Lenin Moreno di 2017.
Namun sayangnya, di 2018, Moreno dan Correa pecah kongsi akibat referendum yang mendukung pemberlakuan batas jabatan presiden. Pembatasan ini membuat Correa tidak bisa lagi menjadi presiden.
Ia kemudian menjadi buronan dengan tuduhan penculikan. Sejak 2017, Correa mengasingkan diri di Belgia.
Pendapatan Negara Berkurang
Ekuador adalah eksportir pisang terbesar di dunia. Negara ini juga menjadi produsen utama kopi dan kakao.
Saking kayanya, Ekuador memiliki 4 miliar barel cadangan minyak dan menjadi anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC). Per Agustus 2019, negara ini memproduksi minyak 500.000 barel per hari.
Namun, kesulitan keuangan membuat Ekuador harus meninggalkan OPEC di 2020. Sebelumnya, Ekuador juga pernah meninggalkan OPEC di tahun 1992 karena menolak menaikkan produksi minyak, tetapi kembali lagi di 2007.
Awalnya, eksploitasi minyak mentah telah mendorong pertumbuhan negara ini. Tapi penurunan harga minyak dan pelemahan mata uang sucre terhadap dollar AS menyebabkan pendapatan anjlok.
Belum lagi hutang Ekuador ke Dana Moneter Internasional (IMF) yang mencapai US$ 4,2 miliar. Ini memaksa negara itu melakukan reformasi ekonomi selama tiga tahun.
Sebagai bagian dari kesepakatan, pemerintah pun mengumumkan mengakhiri subsidi BBM. Bahkan, menaikan harga BBM hingga 123%.
Ini membuat protes masif masyarakat di Ekuador. Moreano akhirnya mengumumkan keadaan darurat pada 3 Oktober lalu.
(cnbcindonesia.com)