- Gelar Gemar Siak Berzakat, Baznas Kabupaten Siak Berhasil Kumpulkan Rp 689.77 Juta
- Panglima TNI Terima Laporan Korps Kenaikan Pangkat 29 Perwira Tinggi TNI
- Peduli Sesama, TNI di Rokan Hulu Riau Bagi-Bagi Takjil Berbuka Puasa
- Bupati Bengkalis Serahkan LKPD Unaudited Tahun 2023 ke BPK RI Riau
- Safari Ramadhan, Bupati Rohil Salurkan Bantuan Operasional Masjid Mujahidin Sungai Nyamuk
- Ikhtiar Berzakat Terus Disosialisasikan, Bupati Alfedri Pimpin Gemar Siak Berzakat
- Panglima TNI Hadiri Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Operasi Ketupat 2024
- TP PKK Kabupaten Siak dan BRK Syariah Salurkan 120 paket Sembako
- Ketua Umum Dharma Pertiwi Hadiri Pembukaan Jala Craft 2024
- Penuh Berkah, Pj Gubri dan Bupati Kasmarni Safari Ramadhan di Kecamatan Pinggir
- Soal Video Viral Mirip Sekda, Diskominfotiks Rohil Lakukan Koordinasi Dengan Kementrian Kominfo RI
- PM Jepang Lantik Tiga Perwira Remaja TNI Lulusan NDA
- Kisah Perjalanan-Spiritual Para Tokoh: Edisi Muslimah Muallaf Asal Filipina
- Polbeng Kembali Kirim Mahasiswa Kuliah di Jerman
- Panglima TNI Rotasi dan Mutasi 52 Perwira Tinggi TNI
- Sempena Safari Ramadhan 1445 H, PD Muhammadiyah Siak Kukuhkan Pengurus PCM Kandis
- Pimpin Bujang Kampung, Wabup Husni Merza Ingatkan Para Camat Pantau Harga Sembako di Pasaran
- Mantapkan Kualitas Jelang MTQ Riau, Kesra Bengkalis Lakukan Pembinaan Terpusat
- Safari Ramadhan di Selat Guntung, Bupati Siak Peringati Hari Lahir IPHI Kabupaten Siak
- Safari Ramadhan, Bupati Rohil Serahkan Bantuan Operasional 3 Rumah Ibadah dan Klaim BPJS
Polisi Tembak Mati 4 Terduga Perkosaan Picu Demo Warga India
JAKARTA - Anggota kepolisian di Kota Shadnagar, Telangana, India, menembak mati empat lelaki yang diduga pelaku perkosaan berkelompok terhadap seorang dokter hewan berusia 27 tahun. Polisi beralasan terpaksa melepaskan tembakan mematikan karena keempat lelaki itu merebut pistol dan menyerang aparat ketika dibawa menuju lokasi kejadian untuk mencari sejumlah barang bukti.
Seperti dilansir Associated Press, Minggu (8/12), kejadian itu bermula ketika polisi membawa keempat tersangka pada Jumat lalu pukul 03.00 waktu setempat. Aparat membawa mereka ke lokasi kejadian untuk mencari sejumlah barang bukti yang dibuang seperti ponsel korban.
"Para terduga pelaku merebut senjata api dari polisi dan mulai melepaskan tembakan. Kami sudah meminta supaya mereka menyerahkan senjata itu dan menyerah, tetapi malah terus menembak," kata Komisioner Kepolisian Hyderabad, V.C. Sajjanar.
Jasad korban perkosaan itu ditinggalkan para pelaku di bawah jembatan layang dalam keadaan hangus. Diduga pelaku sengaja membakar jenazah korban, dan baru ditemukan oleh polisi pada pekan lalu.
Korban dilaporkan hilang sehari sebelum jasadnya ditemukan.
Polisi sebenarnya belum menjerat keempat lelaki itu dengan sangkaan apapun. Saat itu mereka dibawa hanya untuk memperkuat hasil interogasi.
Sikap masyarakat terbelah menanggapi kejadian itu. Sebagian masyarakat menyatakan gembira setelah polisi menembak mati keempat lelaki tersebut.
Bahkan, ratusan masyarakat di Shadnagar melakukan pawai memuji sikap polisi. Sejumlah masyarakat di kota lain seperti Hyderabad, New Delhi, dan Mumbai juga turun ke jalan usai kejadian itu.
Mereka mendesak aparat penegak hukum dan pengadilan bekerja cepat untuk menuntaskan kasus perkosaan yang terus menerus terjadi, dan tidak menunda-nunda proses peradilan. Apalagi selama ini hakim selalu memberikan hukuman ringan untuk para pelaku.
Ketua Komisi Nasional Perempuan India, Swati Maliwal, mengancam akan menggelar aksi mogok makan jika pengadilan tidak kunjung menjatuhkan hukuman gantung hingga mati kepada para pelaku perkosaan yang saat ini tengah menunggu sidang. Sedangkan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia India menyatakan akan mengirim tim pencari fakta untuk menyelidiki kejadian itu.
Kelompok Partai Kongres yang menjadi oposisi menuduh pemerintah yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi dan Partai Bharatiya Janata (BJP) gagal mengatasi kejahatan perkosaan dan pelecehan seksual. Namun, mereka menyatakan juga mendesak supaya kejadian itu diusut.
Menurut kelompok oposisi, jika hal itu dibiarkan maka sama saja menyuburkan budaya impunitas yang dilakukan aparat. Sedangkan dari sudut pandang seorang anggota (BJP), Maneka Gandhi, hal ini memperlihatkan aparat kepolisian justru main hakim sendiri.
"Jika terbukti di pengadilan maka mereka bakal digantung. Namun, jika kita membunuh para terduga sebelum seluruh proses hukum dilakukan, maka apa gunanya mempunyai pengadilan, polisi, atau hukum?," kata Gandhi.
Lembaga pemantau HAM, Amnesty International, juga mengkritik tewasnya empat lelaki terduga pelaku perkosaan di tangan polisi.
"Pembunuhan di luar proses hukum bukan jalan keluar untuk mencegah perkosaan," kata Direktur Eksekutif Amnesty International India, Avinash Kumar.
(cnnindonesia.com)