Teror Flu Babi, Amit-Amit RI Senasib Seperti China

Jumat, 27 Desember 2019 - 18:24 WIB Kesehatan

Berita Terkait

Teror Flu Babi, Amit-Amit RI Senasib Seperti China Foto: Blogspot

JAKARTA - Ketua Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) Bali, I Ketut Hari Suyasa harap-harap cemas dengan kabar wabah demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) yang menyebabkan kematian ribuan babi di Sumatera Utara.

Ingatannya kembali ke negara China, produsen babi terbesar dunia yang dilanda wabah yang sama dalam setahun terakhir. Populasi babi berkurang drastis dan mendorong lonjakan harga babi di sana. China juga konsumen daging babi terbesar. China harus mengimpor banyak babi dari negara lain.

Sebagai peternak, Hari meminta pemerintah melakukan langkah serius agar kejadian yang menimpa China tak terulang di Indonesia. Di Indonesia, babi memang bukan kebutuhan pokok mayoritas penduduk.

"China bisa kolaps 80% karena terlambat. Yang beternak itu adalah rakyat, sangat sedih mendengarnya. Kita mencari nafkah di babi tapi kurangnya antisipasi bisa menimbulkan efek kerugian di masyarakat," kata Hari kepada CNBC Indonesia, Jumat (27/12/2019).

Peternakan babi terbesar di Indonesia menyebar mulai dari Sumatera Utara, Bali, NTT, hingga ke beberapa provinsi di Sulawesi. Menurut Hari, jumlah babi yang diternakkan di Bali diperkirakan mencapai 900 ribu ekor, sementara di pulau Sumatera mencapai sekitar 2 juta babi. Pada Buku Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2018 Kementerian Pertanian, tercatat populasi ternak babi mencapai 8,542 juta ekor pada tahun lalu.

Sejak flu babi Afrika melanda di China, Hari mengatakan sudah melakukan antisipasi bersama pemerintah daerah untuk mencegah masuknya wabah ke Pulau Dewata ini.

Makanan penumpang pesawat terutama dari wisatawan asal China dimusnahkan, hal yang sama diterapkan ke kapal pesiar sehingga antisipasi penyebaran melalui makanan bisa segera dicegah sebelum mencapai daratan Bali.

"Bagusnya kita adalah negara kepulauan, penyebarannya masih bisa kita perlambat," katanya.

Menurut Hari, Bali saat ini masih aman dari wabah virus ASF. Namun ia masih membutuhkan penanganan serius pemerintah pusat untuk mencegah meluasnya wabah ke daerah lain.

Apalagi Hari mengaku khawatir penyebaran virus ASF bisa menular melalui angkutan pembawa babi dari Sumatera Utara yang berangkat ke provinsi lain, terutama Jakarta.

Hari mengusulkan agar distribusi babi dari wilayah terdampak tersebut dihentikan penuh untuk sementara waktu. Meski ini dilema karena akan merugikan peternak di Sumatera Utara, Hari menilai ada jutaan babi lain yang harus diselamatkan.

Jumlah babi di 16 Kabupaten/Kota di Sumatera Utara yang mati diduga karena virus ASF mencapai 27.070 ekor per 11 Desember 2019.

Direktur Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan Fadjar Sumping, menekankan, tidak mungkin menutup penuh distribusi babi dari Sumatera Utara yang beberapa wilayahnya terjangkit demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF).

Saat ini, pihaknya melalui dinas pertanian bersama peternak di wilayah terdampak menerapkan biosecurity. Jika peternak bisa membuktikan penerapan biosecurity dan kompartemen secara benar, dia diberikan izin untuk mengeluarkan ternaknya ke daerah lain.

"Untuk menahan atau menutup wilayah sepenuhnya itu tidak bisa dilakukan apabila ada bukti penerapan biosecurity yang benar," kata Fadjar kepada CNBC Indonesia, Jumat (27/12/2019).

Fadjar juga meyakini bahwa semua ternak yang keluar dari Sumatera Utara telah melewati persyaratan biosecurity, termasuk di antaranya melakukan disinfeksi alat angkut, keranjang, dan sebagainya.

"Juga ternak yang boleh keluar hanya dari kandang yang tidak tertular. Jadi truk tidak boleh masuk ke wilayah tertular," kata Fadjar.

(cnbcindonesia.com)

Key Takeaways: Dominate the digital landscape with Smmsav.com and Followersav.com your go-to best SMM Panel in 2024 for affordable social media marketing solutions. Best Press release services in 2024 is Followersav and Smmsav boost your business with us. Smm panel Buy Spotify streams
Jumat, 31 Januari 2018 - 18:24 WIB
Tulis Komentar

0 Komentar

Tulis Komentar

Berita Terbaru