- Kelas Rawat Inap BPJS Dihapus Tahun Depan, Iuran Berubah Jadi Segini
- Petinggi AS Beberkan 4 Negara Asia Kini di Jurang Krisis
- Husni Merza dan Istri Tampil Serasi Kenakan Busana Karya Lulusan SMK Pariwisata Siak
- Pulau Cinta Kampar Jadi Lokasi Kick Off Desa Wisata Wajib Halal 2024 Provinsi Riau
- Anggota Koramil 0321-05/RM Dampingi Petani Rawat Demplot Cabai Merah
- 3.500 Porsi Mie Sagu Pecahkan Rekor MURI
- Pasukan TNI Polri Gerak Cepat Lakukan Evakuasi Korban OPM
- Spektakuler! 10 ribu Penari Riau Pecahkan Rekor Muri di Gebyar BBI BBWI Riau 2024
- Prajurit TNI Raih Prestasi di Lomba “Hacking” BSSN
- Kisah Dibalik Suksesnya Acara Perpisahan Kelas XII SMA Negeri I Pekanbaru
- Panglima TNI Hadiri Sertijab US Indopacom Commander di Hawaii, AS
- Mabes TNI Kolaborasi dengan BKN Gunakan CAT Dalam Penerimaan Calon Taruna Akademi TNI
- Hadiri Rakor Pemda dan Pemdes se-Riau, Husni: Angka Stunting Siak 2023 Turun 11,6 Persen
- Bupati Kasmarni Ucapkan Tahniah Kepada Septian Nugraha dan M Alga Viqky Atas Penghargaan Suara Pileg Terbanyak
- Dua Pengusaha Satu Visi Mengubah Paradigma Pariwisata Indonesia Menuju Keberlanjutan
- Wujudkan Transparansi Transaksi Dana Desa, Pemkab Bengkalis dan BRK Syariah Jalin Kerjasama
- Semarak Hardiknas, Guru dan Siswa SDN 4 Bengkalis Kompak Kenakan Pakaian Adat
- Membanggakan, Rumah Tamadun Ikuti Kegiatan NEXT di Bali
- Kejari Tahan Sukarmis Mantan Bupati Kuansing Dua Periode
- Pecahkan Rekor MURI, 3.500 Porsi Mie Sagu Disiapkan di Gebyar BBI BBWI Riau 2024
Kenapa Rasulullah Menganjurkan Berdoa di Waktu Maghrib?
BERDOA kepada Allah SWT dianjurkan dilakukan setiap waktu. Namun ada beberapa waktu yang disunahkahkan karena mustajab artinya cepat terkabul ketika berdoa. Ini pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW. Salah satunya adalah waktu maghrib.
Wakil Ketua Majelis Dakwah dan Pendidikan Islam (Madani) Ustadz Ainul Yaqin mengatakan, ada salah satu contoh hadist Rasulullah SAW yang menjelaskan sunah berdoa ketika waktu maghrib tiba.
Rasulullah SAW, bersabda:
«إِذَا كَانَ جُنْحُ اللَّيْلِ –أَوْ أَمْسـيتُمْ– فَكُفُّوا صِبْيَانَكُمْ، فَإنَّ الشيطَانَ يَنْتَشـر حِينَئِذٍ، فَإِذَا ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنَ اللَّيْلِ فَخَلُّوهُمْ، وَأَغْلِقُوا الأَبْوَابَ، وَاذْكُرُوا اسْمَ اللّهِ، فَإنَّ الشيطَانَ لاَ يَفْتَحُ بَاباً مُغْلَقاً»
"Jika masuk awal malam –atau beliau mengatakan: jika kalian memasuki waktu sore- maka tahanlah anak-anak kalian karena setan sedang berkeliaran pada saat itu. Jika sudah lewat sesaat dari awal malam, bolehlah kalian lepaskan anak-anak kalian. Tutuplah pintu-pintu dan sebutlah nama Allah karena setan tidak bisa membuka pintu yang tertutup," (HR. Al-Bukhari no. 3304 dan Muslim no. 2012).
"Ketika maghrib datang, maka semua pintu pintu setan terbuka, termasuk di dalamnya adalah keluarnya makhluk-makhluk dimensi ghaib, karenanya Nabi memerintahkan umatnya melakukan perintah menahan anak-anak keluar dari rumah dan mengunci pintu rumah, hingga magrib berlalu," ujar Ustadz Ainul Yaqin kepada Okezone beberapa waktu lalu.
Ustadz Ainul Yaqin juga menjelaskan, makna yang terkandung dalam hadits sahih ini menunjukkan bahwa memang awal dari bertebaran setan dan jin adalah waktu menjelang magrib, sehingga dianjurkan berdoa.
Dalam Kitab Adzkar, Imam An-Nawawi juga mengutip doa pagi Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Sahabat Ibnu Mas‘ud dalam Sahih Muslim berikut ini:
أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى المُلْكُ للهِ، وَالحَمْدُ للهِ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذِهِ اللَيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنَ الكَسْلِ وَسُوْءِ الكِبَرِ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي القَبْرِ
Amsainā wa amsal mulku lillāhi wal hamdu lillāhi, lā ilāha illallāhu wahdahū lā syarīka lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alā kulli syai‘in qadīr. Rabbi, as’aluka khaira mā fī hādzihil lailata wa khaira mā ba‘dahā, wa a‘ūdzu bika min syarri mā fī hādzihil lailata wa khaira mā ba‘dahā. Rabbi, a‘ūdzu bika minal kasli wa sū’il kibari. A‘ūdzu bika min ‘adzābin fin nāri wa ‘adzābin dil qabri.
Artinya, "Kami dan kuasa Allah bersore hari. Segala puji bagi Allah. Tiada tuhan selain Allah yang maha esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kuasa dan puji. Dia kuasa atas segala sesuatu. Tuhanku, aku memohon kepada-Mu kebaikan malam ini dan malam sesudahnya. Aku memohon perlindungan-Mu kejahatan malam ini dan malam sesudahnya. Tuhanku, aku memohon perlindungan-Mu dari kemalasan dan kedaifan masa tua. Aku memohon perlindungan-Mu dari siksa neraka dan siksa kubur."
وروينا في كتاب الترمذي، عن ثوبان رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من قال حين يمسي رضيت بالله ربا، وبالإسلام دينا، وبمحمد صلى الله عليه وسلم نبيا، كان حقا على الله تعالى أن يرضيه
Artinya: "Diriwayatkan kepada kami di Kitab At-Turmudzi dari Tauban RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Siapa saja yang membaca di sore hari, ‘Radhītu billāhi rabbā, wa bil islāmi dīnā, wa bi Muhammadin shallallāhu ‘alaihi wa sallama nabiyyan,’ niscaya Allah meridhainya," (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 65).
Dalam pengertian riwayat di atas, Allah SWT dengan segala rahasianya menciptakan maghrib, yakni adalah ruang untuk makhluk Allah yang gaib.
"Dan kita pada waktu tersebut memang dalam kondisi normal adalah berhenti atau istirahat dalam proses bekerja atau mencari nafkah," terangnya.
"Betapa Allah menciptakan Maghrib sebagai pintu malam adalah penuh hikmah dan rahasianya, namun Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan agar Magrib kita melakukan amalan amalan yang menjadikan kita dijaga dan diberkahi," pungkasnya.
(okezone.com)