- DLH Bengkalis Gelar Konsultasi Publik II Penyusunan KLHS RPJMD 2025-2029
- Jelang KTT WWF, Panglima TNI Siapkan Rencana Pengamanan Terpadu
- Bupati Bengkalis Buka Rakor Pleno I TPAKD 2024
- Kepala Bakamla RI Lantik PPPK 2024
- Ketua DPRD Siak Gelar Halal Bihalal bersama Pejabat dan Forkopinda Siak
- Mayjen TNI Rafael Pimpin Sidang Pantukhir Cata TNI-AD
- Wakil Ketua II DPRD Siak Androy Ade Rianda Hadiri Musrenbang Penyusunan RKPD Kabupaten Siak 2025
- Kepala Daerah Waspadai Kenaikan IPH
- Gugus Tugas Daerah Bisnis dan HAM Riau Dikukuhkan
- Halal Bi Halal dengan IKAPTK, Bupati Kasmarni Minta Selalu Berinovasi Bangun Negeri
- Stasiun Bakamla Sambas Amankan Nelayan Nakal Pengguna Pukat Harimau
- DPRD Setujui LKPJ Bupati Bengkalis 2023, Kasmarni Ucapkan Terima Kasih
- Pesan Babinsa Kepada Pelajar agar Beradaptasi dengan Perkembangan Teknologi Digital
- Babinsa Koramil 0321-05/RM Tanamkan Nilai-nilai Pancasila kepada Pelajar SMK 1 Rimba Melintang
- Bawaslu Rokan Hilir Laksanakan Evaluasi Kinerja Panwaslu Existing Rekruitmen Panwaslu Kecamatan untuk Pemilihan Tahun 2024
- Anggota Koramil 0321-05/ RM kembali Lakukan Patroli dan Komsos di wilayah Bangko Jaya
- Siak Raih Peringkat 3 MTQ ke-42 Provinsi Riau di Dumai
- Raih Peringkat Kedua MTQ Riau Ke-42 di Dumai, 2025 Bengkalis Jadi Tuan Rumah
- Bupati Bengkalis Hadiri HUT Kota Dumai
- STIE Syari'ah Bengkalis Jalin Kerjasama dengan Fatoni University Thailan
Trump Murka Bank Dunia Utangi China
(REUTERS/David Becker)
JAKARTA - Dari laporan Belt and Road Initiative (BRI), China kerap memberi pinjaman ke banyak negara termasuk Indonesia. Oleh karena itu China dipandang sebagai negara yang kaya.
Tapi kenyataannya, China juga tak bisa menghindar dari jeratan utang yang membengkak. Negeri tirai bambu ini meminjam dana ke Bank Dunia (World Bank) hingga US$ 1,5 miliar (Rp 21 triliun).
Pinjaman ini bahkan sudah diizinkan oleh Dewan Bank Dunia. Dengan bunga rendah dan tenor 5 tahun alias sampai 2025. Hal ini mengundang komentar pedas dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
"Kenapa Bank Dunia meminjamkan uang ke China? Mungkinkah itu mungkin? China punya banyak uang, dan kalaupun tidak, mereka bisa buat sendiri. STOP!," tulis Trump di Twitternya sebagaimana dikutip dari Reuters, Sabtu (7/12/2019).
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan beberapa anggota parlemen AS juga menyatakan keberatannya. "Kami ingin Bank Dunia untuk berhenti memberi China program pinjaman lunak (karena) ditujukan untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah." kata Mnuchin sebagaimana dilansir dari Reuters.
Sama hal-nya dengan Trump, Mnuchin mengatakan bahwa China bisa dibilang terlalu kaya untuk menerima bantuan internasional semacam itu. Apalagi negara yang dipimpin Presiden Xi Jinping telah meminjamkan ratusan miliar dolar dananya untuk negara-negara miskin melalui BRI.
Sementara itu, anggota parlemen AS juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa dana pembayar pajak AS yang dipinjamkan melalui Bank Dunia ke China akan menciptakan masalah baru. Di antaranya pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan persaingan ekonomi yang tidak adil.
"Bank Dunia, menggunakan dolar dari pajak warga Amerika, (sehingga) tidak boleh meminjamkan uang kepada negara-negara kaya yang melanggar hak asasi warga mereka dan berusaha untuk mendominasi negara-negara yang lebih lemah baik secara militer maupun ekonomi," kata Ketua Komite Keuangan Senat Charles Grassley dalam pidato di Senat.
Ia merujuk pada dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Xinjiang, China. Di mana kamp-kamp penahanan untuk Muslim Uighur dibangun.
Utang ke Bank Dunia ini bukan yang pertama bagi negeri tirai bambu. China juga pernah mendapat pinjaman senilai US$ 1,3 miliar pada awal 2019 dan US$ 2,4 miliar di 2017 lalu.
(cnbcindonesia.com)