- Pererat Silaturrahmi, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Siak Gelar Safari Ramadhan
- Usai Emban Misi Kemanusiaan, KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992 Tiba Di Tanah Air
- Wabup Husni Merza Pimpin Safari Ramadhan Pemkab Siak di Kampung Perincit Pusako
- Kasatgasops Minta Tim Satgas Optimalkan Budaya Tertib Berkeselamatan Lalin ke Masyarakat
- Pesantren Ramadhan Menyapa Desa Pematang Duku Timur dan Penebal
- Berkah Ramadhan, Kapolres Siak Bersama Jajaran Bagi-Bagi Takjil Untuk Masyarakat Tualang
- Tarif Tol Palembang-Indralaya dan Pekanbaru-Dumai Naik 18 Maret
- Safari Ramadhan dan Berbagi 1000 Takjil Bersama Dai Bermasa Se-Kecamatan Pinggir
- Ingat! Dermaga 2 Pelabuhan Ro-Ro Akan Ditutup Pada Tanggal Ini
- Raih Piala Adipura, Pemkab Rohil Akan Adakan Kirab Piala Adipura Keliling Kota Bagansiapiapi
- Bupati Siak Alfedri Serahkan 242 Sertipikat Tanah kepada Masyarakat Kampung Kerinci Kiri
- Enam Amalan yang Disunahkan Saat Puasa Ramadhan
- Resmikan Pasar Ramadhan Kampung Dalam, Alfedri: Pertahankan Tradisi Tahunan Ini
- Dongkrak Ekonomi Masyarakat, Wakil Bupati Bengkalis Resmikan Pasar Ramadhan 1445 H
- JK Buka Suara Soal Aturan Speaker Masjid Selama Bulan Ramadhan
- Bupati Alfedri akan Jadikan Mandi Belimau Besamo Sebagai Kalender Iven Kebudayaan Tahunan di Kabupaten Siak
- Kemenag Umumkan 1 Ramadhan Jatuh Pada Selasa 12 Maret 2024
- Beda-beda Awal Ramadan 2024, Kemenag Buka Suara
- Bawa Sengketa Pemilu ke MK, Timnas AMIN: Bukti Sudah Disiapkan
- Rumah Makan di Pekanbaru Boleh Buka Selama Ramadan, Ini Syaratnya
Isu Pilpres Dominan, Caleg Sulit Berkampanye
(CNN Indonesia/Hesti Rika)
JAKARTA - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus menilai caleg-caleg baru sulit mensosialisasikan diri di Pemilu 2019.
Alasannya, karena pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dihelat bersamaan dan ruang publik lebih riuh diisi isu tentang pilpres.
"Caleg dirugikan terutama yang baru karena di saat bersamaan di tingkat nasional isu yang menghiasi ruang publik didominasi kampanye capres-cawapres," kata Lucius dalam diskusi di kantor Formappi, Jakarta, Kamis (31/1).
Lucius menilai tidak mudah bagi caleg khususnya yang baru ikut dalam pemilu untuk mengkampanyekan dirinya. Isu pilpres terlalu menghegemoni di ruang publik.
Media massa khususnya televisi juga lebih banyak memiliki program bertemakan pilpres. Pembicaraan di media sosial, lanjut Lucius, pun didominasi oleh pilpres.
Lucius mengatakan caleg benar-benar harus mencari celah agar optimal dalam mensosialisasikan diri. Walau bagaimanapun, katanya, caleg adalah peserta pemilu, sehingga harus sosialisasi jika ingin terpilih.
Lucius menilai langkah door to door ke rumah warga merupakan misi yang bagus bagi caleg untuk mensosialisasikan diri di tengah isu pilpres yang mendominasi.
"Kerja kampanye dari rumah ke rumah. Itu efektif. Kita tahu sendiri kampanye lima bulan, mestinya pemilih sudah punya pilihan soal pilrpes dan capres. Waktu tersisa harusnya jadi strategis untuk caleg," kata Lucius.
Dalam forum yang sama, caleg PDIP Brigita Manohara mengamini bahwa isu pilpres memang mendominasi ruang publik.
Namun, caleg daerah pemilihan (dapil) Lampung I itu tidak terlalu cemas. Dia mengatakan arahan dari partai yang paling utama adalah memenangkan Joko Widodo sebagai presiden.
"Tugas saya yang utama adalah Pak Jokowi menang. Kedua, PDIP menang ," ucap Brigita yang baru kali ini menjadi caleg.
Meski begitu, bukan berarti dirinya pesimis. Dia mengatakan tetap berusaha semaksimal mungkin untuk memperkenalkan diri kepada masyarakat di daerah pemilihannya.
"Tapi dengan cara yang tepat," ucap Brigita.
Caleg partai Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedek Prayudi mengatakan hal serupa. Namun, hal itu tidak menyurutkan tekadnya menjadi caleg di Pemilu 2019.
"Kita tetap harus membangun pemahaman bahwa pembangunan politik bukan hanya oleh presiden, tetapi juga oleh DPR atau legislatif," kata Dedek.
(sumber: cnnindonesia.com)