- Segini Jumlah Beras untuk Makan Siang Gratis Prabowo
- Ini 5 Pernyataan Ganjar-Mahfud Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wapres Terpilih
- Hadiri Peringatan Hari Otda Ke-28, Wabup: Spirit Komitmen Berkelanjutan Bangun Daerah
- Anggota Koramil 0321-05/RM dan MPA Kembali Patroli Karhutla di Pematang Sikek
- Panglima TNI Hadiri Halal Bihalal PP Muhammadiyah di UMJ
- Kemenag Larang Seremoni Keberangkatan Haji Lebih dari 30 Menit, Berikut Ketentuannya
- Ini Formasi CPNS dan PPPK 2024 di 7 Kementerian
- Mantap, 8 Cabang Lomba MTQ Riau Peserta Siak Masuk Final
- Dewan Kehormatan Minta Ketum PWI Terima Sanksi Dugaan Penyalahgunaan Dana CSR BUMN
- Final MTQ ke-42 Provinsi Riau, Fahmil Putra Bengkalis Raih Juara 1
- Diduga Cemari Lingkungan, Sidak Komisi IV DPRD Pekanbaru ke PT Sumatera Kemasindo Diwarnai Penolakan
- Bupati Kasmarni Minta Kepala Sekolah Fokus dan Optimalkan Kinerja
- Dianggap Tak Guna, Pemerintah Diminta Segera Hapus DMO CPO
- Bukan RI-Vietnam, Ramai Pabrik Pindah dari China ke Negara ASEAN Ini
- Fahmil Putra Bengkalis Melaju Babak Final MTQ Riau di Dumai
- Bupati Alfedri Hadiri Pelepasan Siswa SMK Yamato Tualang
- Dolar Masih di Atas Rp16.200, Siap-Siap Harga Laptop-AC Beterbangan
- Kantor Pertanahan Kabupaten Bengkalis Ikuti Gerakan Sinergi Reforma Agraria Nasional Secara Virtual
- Bupati Siak Husni Merza Hadiri Halalbihalal dan Haul Yamani ke-7 bersama Majelis Preman Langit Community
- Aksi Teaterikal DKS Siak Pukau Penonton di Panggung Utama MTQ Riau
Junta Myanmar Lancarkan Serangan Udara, 6 Tewas
JAKARTA - Pasukan rezim junta militer Myanmar dilaporkan telah melancarkan serangan udara ke sebuah desa. Dalam serangan itu enam warga sipil dilaporkan tewas.
Dikutip Myanmar Now Kamis (1/4/2021), serangan itu terjadi di desa Hteepado di wilayah kota Shwegyin. Wilayah itu saat ini berada dalam kekuasaan milisi Serikat Nasional Karen (KNU).
"Pesawat mulai membombardir desa Hteepado, yang dikendalikan oleh KNU, sekitar pukul 3 sore," ucap milisi itu.
Rezim telah melancarkan banyak serangan sejak Sabtu, ketika KNU merebut pangkalan militer Thee Mu Hta di Mutraw. Serangan balasan selama akhir pekan menewaskan tiga warga sipil dan melukai tujuh lainnya, kata KNU.
KNU sebelumnya merebut markas Thee Mu Hta pada Hari Perlawanan Anti-Fasis, nama baru untuk Hari Angkatan Bersenjata yang diciptakan oleh gerakan anti-kudeta Rezim juga telah menargetkan sekolah-sekolah yang menyebabkan 10.000 orang meninggalkan rumah mereka karena serangan tersebut.
Kondisi di Myanmar telah membuat beberapa milisi etnis menyatakan perang terhadap junta. Sebelumnya tiga milisi etnis,Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang (TNLA), Tentara Aliansi Demokratik Kebangsaan Myanmar dan Tentara Arakan, menyatakan akan bergabung dengan perjuangan para pengunjuk rasa.
Brigjen Tar Bhone Kyaw dari TNLA mengatakan bahwa ketiganya akan segera mengakhiri gencatan senjata dengan militer. "Jika mereka terus membunuh orang, kami tidak punya alasan untuk memperpanjang gencatan senjata sepihak dengan mereka," katanya.
Sementara itu di forum Dewan Keamanan, Utusan PBB untuk Myanmar meminta dunia untuk lebih tegas dan proaktif dalam menurunkan eskalasi di Myanmar yang sudah sangat berdarah ini. Menurut Asosiasi Bantuan Tahanan Politik (AAPP), sudah 520 warga sipil tewas selama demo anti militer terjadi dua bulan ini dengan total 2.574 orang ditahan.
Junta militer Myanmar memulai kudeta pada 1 Februari lalu. Kejadian ini diikuti penahanan aktivis pro-demokrasi sekaligus pemimpin de facto negeri seribu pagoda itu, Aung San Kyi. Hal ini membuat negara itu dalam kekacauan setiap harinya karena warga berdemo menuntut kudeta ini dihentikan.
(sumber: CNBCIndonesia.com)