- Dinas Sosial Bengkalis Salurkan Bantuan untuk Korban Kebakaran 12 Rumah di Desa Pamesi
- Said Iqbal Blak-blakan Bongkar Upah Buruh, Sebut Parpol Penguasa
- Usai Dipugar, Bupati Kasmarni Resmikan Kelenteng Tri Dharma Hun Bin Kuan Siak Kecil
- DLH Bengkalis Gelar Konsultasi Publik II Penyusunan KLHS RPJMD 2025-2029
- Jelang KTT WWF, Panglima TNI Siapkan Rencana Pengamanan Terpadu
- Bupati Bengkalis Buka Rakor Pleno I TPAKD 2024
- Kepala Bakamla RI Lantik PPPK 2024
- Ketua DPRD Siak Gelar Halal Bihalal bersama Pejabat dan Forkopinda Siak
- Mayjen TNI Rafael Pimpin Sidang Pantukhir Cata TNI-AD
- Wakil Ketua II DPRD Siak Androy Ade Rianda Hadiri Musrenbang Penyusunan RKPD Kabupaten Siak 2025
- Kepala Daerah Waspadai Kenaikan IPH
- Gugus Tugas Daerah Bisnis dan HAM Riau Dikukuhkan
- Halal Bi Halal dengan IKAPTK, Bupati Kasmarni Minta Selalu Berinovasi Bangun Negeri
- Stasiun Bakamla Sambas Amankan Nelayan Nakal Pengguna Pukat Harimau
- DPRD Setujui LKPJ Bupati Bengkalis 2023, Kasmarni Ucapkan Terima Kasih
- Pesan Babinsa Kepada Pelajar agar Beradaptasi dengan Perkembangan Teknologi Digital
- Babinsa Koramil 0321-05/RM Tanamkan Nilai-nilai Pancasila kepada Pelajar SMK 1 Rimba Melintang
- Bawaslu Rokan Hilir Laksanakan Evaluasi Kinerja Panwaslu Existing Rekruitmen Panwaslu Kecamatan untuk Pemilihan Tahun 2024
- Anggota Koramil 0321-05/ RM kembali Lakukan Patroli dan Komsos di wilayah Bangko Jaya
- Siak Raih Peringkat 3 MTQ ke-42 Provinsi Riau di Dumai
Konflik Lahan, Komisi II DPRD Riau Gelar RDP Dengan PT Arara Abadi
fin/rec
PEKANBARU, kabarmelayu.com - Seluas 244 hektar lahan Koperasi Petani Sahabat Lestari (KPSL), Desa Koto Garo Kec. Tapung Hilir kab. Kampar, kini tengah berpolemik dengan PT Arara Abadi (AA).
Didepan Ketua Komisi II DPRD Riau Robin Hutagalung SH, Ketua KPSL, Sukri Tambusai mengaku, lahan yang sudah mengantongi sertifikasi itu kini hendak diambil alih kembali oleh PT AA.
Bahkan di atas lahan itu kini sudah berdiri rumah penduduk, ujarnya pada RDP yang digelar di ruang Medium DPRD Riau, Senin (18/11/19).
Pada awalnya tutur Sukri, tahun 1998 masyarakat Tambusai mengajukan permohonan lahan ke PT AA. Saat itu PT AA tak keberatan sebagian lahan konsesinya diberikan ke koperasi seluas 1.568 hektar.
“Nah, pada tahun 2003 lahan, KPSL mulai dibuka dengan melakukan penanaman sebanyak 1.050 hektar secara bertahap sampai 2006. Sudah diterbitkan Sertifikat Hak Milik (SHM) untuk 520 Persil (bidang tanah dengan ukuran tertentu),” jelas Sukri.
Selanjutnya kata Sukri, pada tahun 2010 penanaman kedua dilakukan, seluas 244 hektar sehingga total lahan yang sudah dibuka koperasi seluas 1.294 hektare, dan sisanya lahan dari keseluruhan total lahan pencadangan milik KPSL seluas 290 hektar.
“Belakangan ini PT AA mengklaim telah keluar Rencana Kerja Tahunan (RKT) untuk lahan 290 hektar yang sudah disepakati tersebut.
Akibatnya, sempat terjadi bentrok antara perusahaan dan koperasi," kata Sukri.
Untuk itu pihaknya mendesak Komisi II DPRD Riau, berharap bisa dibantu penyelesaian permasalahannya.
"Jangan sampai perusahaan mengambil paksa lahan yang sudah ada rumah masyarakat sekitar 80 unit tersebut," ujarnya.
Sementara Ketua komisi II Robin Hutagalung SH mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti pengaduan tersebut karena sudah sangat meresahkan masyarakat disana.
Politisi PDIP itu meminta PT AA agar jangan memaksakan kehendak, karena ada laporan masyarakat bahwa disana ada intimidasi.
Sementara Direktur PT AA Edi Harris didampingi Humas Iwan Herwansyah usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) mengatakan, berdasarkan hasil kesepakatan pihaknya bukan melepaskan lahan yang diminta oleh KPSL, melainkan, mempercepat proses pelepasan sebagai wujud kerjasama PT AA dengan masyarakat.
"Seperti apa nanti teknisnya belum dibicarakan," ujarnya.
Menurutnya, sepanjang belum ada pelepasan kawasan hutan oleh KLHK, secara hukum sertifikat tanah itu tidak bisa keluar. Akan tetapi di lapangan ternyata sudah terbit sertifikat.(fin)