Senin, 28 April 2025 WIB

Perkotaan Semakin Panas, BMKG Ajak Generasi Muda Mitigasi UHI

Redaksi - Jumat, 28 Juni 2024 16:21 WIB
Perkotaan Semakin Panas, BMKG Ajak Generasi Muda Mitigasi UHI
Workshop Urban Heat Island 2024.(Foto: BMLG)
kabarmelayu.com,JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita mengajak generasi muda untuk melakukan aksi mitigasi terhadap bahaya fenomena meningkatnya suhu pada wilayah perkotaan yang dikenal sebagai Urban Heat Island (UHI). Urban Heat Island sendiri merupakan fenomena alam berupa tingginya temperatur daerah perkotaan dibandingkan pedesaan.

"UHI ini harus kita mitigasi bersama. Perlu kesadaran dan aksi nyata untuk menghadapi UHI ini," ungkap Dwikorita dalam gelaran Workshop Urban Heat Island 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bekerjasama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) baru-baru ini.

Dwikorita menerangkan, peningkatan suhu yang terkait dengan fenomena UHI perkotaan bervariasi tergantung pada tutupan lahan. Fenomena ini, kata dia, dipicu oleh beberapa faktor, diantaranya struktur geometris kota yang rumit, sedikitnya vegetasi, hingga efek rumah kaca. Selain itu, perubahan tutupan lahan yang menjadi lahan terbangun juga memperparah terjadinya UHI.

Baca Juga:

Dwikorita menyebut dalam kurun waktu 30 tahun terakhir, efek UHI relatif cukup kuat dirasakan. Sejumlah kota besar di Indonesia seperti Jabodetabek, Medan, Surabaya, Makassar, dan Bandung, lanjut dia, termasuk dalam 20% kota dengan nilai Land Surface Temperature (LST) terbesar. Menurutnya, permukaan yang kedap air dan lebih sedikit vegetasi menambah efek dari UHI tersebut.

Lebih lanjut, Dwikorita menerangkan, Badan Meteorologi Dunia (WMO) baru saja menyatakan bahwa tahun 2023 tercatat sebagai tahun terpanas sepanjang pengamatan instrumental. Anomali suhu rata-rata global mencapai 1,45 derajat Celcius di atas zaman pra industri. Angka ini, kata Dwikorita, nyaris menyentuh batas yang disepakati dalam Paris Agreement tahun 2015 bahwa dunia harus menahan laju pemanasan global pada angka 1,5 derajat Celcius. Pada tahun 2023, terjadi rekor suhu global harian baru dan terjadi bencana heat wave ekstrem yang melanda berbagai kawasan di Asia dan Eropa.

Baca Juga:

"Rekor iklim yang terjadi di tahun 2023 bukanlah kejadian acak atau kebetulan, melainkan tanda-tanda jelas dari pola yang lebih besar dan lebih mengkhawatirkan yaitu perubahan iklim yang semakin nyata. Maka dari itu, perlu langkah atau gerak bersama seluruh komponen masyarakat, tidak hanya pemerintah, namun juga sektor swasta, akademisi, media, LSM, dan lain sebagainya termasuk anak-anak muda," tambah Dwikorita.


Editor
: Andi
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Riau, Sumut dan Sumbar Resiko Tertinggi Karhutla
Antisipasi Karhutla, BMKG jelaskan Kemarau di Riau 2025 Cenderung Normal
Gempa 4,6 Magnitudo Goyang Padang Panjang
Gempa 4,0 M Goyang Tapanuli Utara
Gempa 4,5 M Guncang Tapsel
Masuk Penghujan, PU Riau Diinstruksikan Siap Siaga
komentar
beritaTerbaru