kabarmelayu.comKAMPAR - Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Mawar Serantau Kampar Kiri Kabupaten Kampar, bersiap untuk melaksanakan Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang diluncurkan Mendikdasmen Abdul Mu'ti akhir 2024 lalu. MKKS Mawar Serantau Kampar Kiri berencana akan merancang sebuah aplikasi pemantauan agar program yang sejalan dengan Asta Cita keempat Presiden Prabowo ini berjalan efektif.
Adapun tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat yang telah diperkenalkan kepada siswa tersebut yakni:
1. Bangun pagi.
2. Beribadah.
3. Berolahraga.
4. Makan sehat dan bergizi.
5. Gemar belajar.
6. Bermasyarakat.
7. Tidur cepat.
Mohamad Hujani, Ketua MKKS Mawar Serantau Kampar Kiri menyampaikan, aplikasi ini bertujuan memantau kegiatan anak di rumah. Aplikasi ini nantinya dapat diinstal pada smartphone milik orang tua. Pada aplikasi ini nantinya akan ada laporan kegiatan anak yang diisi oleh orang tua.
Baca Juga:
"Misalnya salah satunya bangun pagi, tentunya perlu peran serta orang tua untuk melakukan pemantauan. Nah, aplikasi ini untuk memudahkan pemantauan, agar gerakan ini berdampak," terang Hujani.
Jika tidak benar-benar diterapkan, Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat ini tentunya akan menjadi program biasa-biasa saja. "Padahal program ini sangat bagus, kita harapkan berdampak. Karenanya kita butuh peran orang tua," ujar Hujani lagi.
Baca Juga:
Aplikasi Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang digagas MKKS Mawar Serantau Kampar Kiri yang akan diluncurkan ini, pada prinsipnya juga berharap pada kejujuran orang tua dalam mengisinya.
Lebih lanjut, peran MKKS kata M. Hujani adalah mewadahi, menginformasikan dan menyosialisasikan program di dunia pendidikan kepada para kepala sekolah anggota MKKS.
Saat ini MKKS juga menginformasikan tentang program Kemendikdas terkait pembelajaran mendalam. Pembaruan-pembaruan dalam dunia pendidikan ini, lata Hujani adalah sesuatu yang tidak bisa dinafikan. Tujuannya adalah memajukan mutu pendidikan Indonesia.
Jika sebelumnya disebut dengan IKM (Implementasi Kurikulum Merdeka), maka kini disebut dengan IPM (Implementasi Pembelajaran Mendalam).
Demikian juga dengan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yang memiliki 6 dimensi, maka kini diperbarui dengan Profil Lulusan dengan delapan dimensi.
"Pada intinya, MKKS yang mewadahi para kepala sekolah ini adalah bagaimana menyikapi segala sesuatunya dengan prinsip kebersamaan dan kolaborasi," tutup M. Hujani yang juga Kepala UPT SMPN 4 Siak Hulu.